Hari Buruh Dan Fakta Yang Anda Harus Ketahui
penulis orisinil : Eric Chase – 1993
penerjemah dan editor : Muhamad Ikhsan
Kebanyakan masyarakat Amerika mengetahui sedikit perihal Hari Buruh Internasional atau May Day. Beberapa orang beranggapan bahwa hari Buruh merupakan yang dirayakan dan berasal di negara-negara komunis ibarat Kuba dan Uni Soviet dahulu. Kebanyakan orang Amerika tidak menyadari bahwa sebetulnya May Day berasal dari negeri mereka sendiri. Di tamat kurun ke-19, kaum buruh memperjuangkan mendapat waktu bekerja selama delapan jam sehari. Kondisi pekerja juga memprihatinkan dan mereka masih dipaksa bekerja sepuluh hingga enam belas jam sehari. Kematian dan kecelakaan menghantui mereka setiap harinya dan menginspirasi beberapa karya ibarat buku The Jungle milik Upton Sinclair dan The Iron Heel karya Jack London. Diawal 1860-an, kaum buruh memperjuangkan waktu kerja yang lebih singkat tanpa mengurangi upah mereka, jadinya tahun 1880-an kaum buruh mempunyai posisi yang berpengaruh hingga sanggup tetapkan bekerja selama delapan jam sehari. Meskipun kebijakan tersebut tidak disetujui para pemilik pabrik, namun hal tersebut nyatanya benar-benar diinginkan para buruh.
Saat kini dimana ideologi sosialisme yaitu hal yang gres dan menguntungkan para buruh, banyak di antara mereka yang benar-benar menginginkan dikala dimana kaum buruh memegang keseluruhan distribusi dan produksi barang dan jasa. Para buruh menganggap bahwa kapitalisme hanya menguntungkan para pemilik usaha serta menggadaikan nyawa buruh untuk kemakmuran mereka. Ribuan pria, bawah umur dan perempuan menderita dan bernasib memprihatinkan dalam daerah kerja mereka, dengan tingkat impian hidup rendah hanya hingga umur dua puluh tahunan bagi anak-anak, serta impian mereka untuk bebas dari penderitaan ini. Sosialisme kemudian muncul sebagai jalan mereka untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.
Berbagai organisasi sosialis berkembang hingga tamat kurun ke-19, mulai dari partai poitik hingga grup vocal gereja. Dalam pertemuan nasional di Chicago tahun 1884, Federasi Buruh Amerika memberikan bahwa kebijakan delapan jam kerja harus segera disahkan sebelum ataupun sehabis 1 Mei 1886. Tahun berikutnya, Serikat Buruh Amerika dengan santunan buruh lainnya, mendengungkan kembali aspirasi mereka dan mengancam melaksanakan demonstrasi dengan kekerasan. Dalam surat kabar buruh, The Alarm, Samuel Fielden menulis “apakah seseorang yang bekerja delapan jam atau sepuluh jam sekalipun, mereka masih seorang budak.”
Setidaknya seperempat juta buruh menjadi terpengaruh untuk memperjuangkan kebijakan bekerja delapan jam sehari serta aneka macam serikat buruh lainnya. Semakin hari para demonstran semakin beringas memperjuangkan kebijakan tersebut kepada para pemilik perusahaan, para pemilik perusaahn jadinya menyadari bahwa agresi ini tidak sekadar memperjuangkan durasi jam kerja, namun berakar kepada revolusi social yang lebih andal dan perubahan besar dalam struktur ekonomi kapitalisme.
Dalam proklamasi yang dibentuk sehari sebelum 1 Mei 1886, dengan beberapa tuntutan dalam sebuah surat kabar, para buruh bersumpah menuntut hak mereka. Tidak mengherankan bahwa kota telah mempersiapkan diri kepada kerusuhan berdarah, mengingat sebelumnya terjadi serangan di jalur kereta satu decade sebelumnya ketika polisi dan tentara menahan laju ribuan buruh. Tanggal 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 buruh dari 13.000 pabrik di seluruh Amerika meninggalkan daerah kerja mereka untuk merayakan setahun Hari Buruh dalam sejarah. Di Chicago terdapat demonstrasi besar-besaran menuntut durasi delapan jam kerja, setidaknya 40.000 orang dengan anarkis menuntut hal tersebut di alun-alun kota. Dengan nada berapi-api dan ide revolusi langsung, massa yang anarkis menjadi tenang oleh para buruh, meski hal ini dipandang rendah para kapitalis.
Nama tokoh usaha ibarat - Albert Parsons, Johann Most, August Spies dan Louis Lingg – menjadi populer di Chicago dan di seluruh negeri. Parade demonstran yang tenang mengukuhkan persatuan dan kekuatan buruh, menunjukan bahwa agresi tersebut tidak akan berjalan dengan kerusuhan ibarat asumsi media massa dan pemerintah setempat kira.
Lebih banyak pekerja melanjutkan agresi mogok kerja hingga jumlah pemogok kerja mencapai 100.000 orang. namun agresi tenang tersebut pecah dua hari berikutnya yakni 3 Mei 1886, kerusuhan tersebut pecah di pabrik McCornick antara polisi dan para demonstran.
Selama setengah tahun, polisi memaksa dan mengunci pergerakan buruh pabrik besi ketika mereka berjaga. Kebanyakan buruh merupakan demonstran garis keras serikat pekerja besi. Selama demonstrasi di sekitar pabrik McCormick, sekitar dua ribu demonstran bergabung dengan serikat pekerja besi di garis penjagaan. Lemparan kerikil menjadi senjata mereka melawan polisi dan dibalas dengan hamburan peluru. Setidaknya dua pekerja tewas dalam bencana berdarah ini dan banyak dari mereka terluka.
Tensi panas terasa dalam pertemuan antara para demonstran dengan walikota Chicago, walikota mengimbau para demonstran untuk menjauhi agresi kekerasan. Lalu juru bicara buruh, August Spies berkata “untuk teman-teman diperlukan menghindari agresi kekerasan kepada siapappun disini.”
Ketika unjuk rasa berlangsung, dua detekif melaporkan bahwa para pengunjuk rasa memakai bahasa yang kasar, hal ini memaksa polisi menertibkan kendaraan para pembicara pengunjuk rasa. Disaat agresi penertiban tersebut, sebuah bom dilemparkan dalam kerumunan tersebut. Berbagai spekulasi menyatakan bermacam-macam perihal siapa dalang dibalik ini, mulai dari pihak polisi atau buruh.
Kerusuhan kembali terjadi, meskipun tidak ada data yang niscaya mengenai jumlah korban, namun sekitar tujuh ataudelapan orang diperkirakan tewas dan sekitar empat puluh lainnya terluka. Satu polisi meninggal di daerah bencana dan tujuh lainnya dalam beberapa hari kemudian. Kemudian bukti menawarkan bahwa hanya satu korban dari polisi yang meninggal alasannya bom, selebihnya alasannya kesalahan mereka sendiri dalam menembakkan senjata mereka.
Delapan tersangka - Albert Parsons, August Spies, Samuel Fielden, Oscar Neebe, Michael Schwab, George Engel, Adolph Fischer dan Louis Lingg – ditangkap atas tuduhan pembunuhan. Meski hanya tiga dari mereka yang ikut dalam demo tersebut, mereka tetap ditahan. Tanggal 11 November 1887, sehabis gagal membela dalam pengadilan, Parsons, Spies, Engel and Fisher dihukum mati dengan digantung. Louis Lingg yang merupakan tersangka terakhir yang belum dihukum menuntut keadilan atas bencana yang menimpa mereka, alasannya kekecewaannya ia mengakhiri hidupnya dengan peledak yang diletakkan di mulutnya.
Setelah bencana pembunuhan Haymarket, kabar ini menyebar ke seluruh dunia dan menjadi wangsit agresi berikutnya dan Sosialisme menjadi abnormal di Amerika. Gambaran umum dari agresi anarksi meluas, mereka menggambarkan para imigran eropa timur dengan bom dan pisau di masing-masing genggaman.
Hari ini kita melihat puluhan ribu pelopor memperjuangkan hak mereka ibarat yang dilakukan para pejuang Haymarket dan mereka yang mendirikan hari buruh. Namun ironis bahwa hari buruh hanya menjadi hari libur nasional di 66 negara, dan sedikit pengetahuan warga di negeri paman Sam dimana bencana tersebut dimulai.
Sejujurnya sejarah mempunyai banyak hal untuk diajarkan kepada kita. Ketika kita mengingat korban akhir usaha hari buruh, kalau kita mengetahui penderitaan mereka yang rumahnya dibakar sehingga kita menikmati hari sabtu sebagai hari libur, ketika kita mengetahui banyak korban bawah umur di pabrik serta usaha menolak eksploitasi anak sebagai buruh yang dilarang polisi dan para preman, kita mengerti bahwa kondisi kita kini tidak akan terwujud akhir usaha mereka, dan masih banyak hal lain untuk diperjuangkan. Inilah mengapa kita perlu mengetahui muasal hari buruh/ May Day.
Disadur dengan pengubahan dari laman
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Hari Buruh Dan Fakta Yang Anda Harus Ketahui"