Newroz, Pemersatu Bangsa Kurdi
Tanpa api dan pancaran kasih
Tanpa Sang Pencipta dan kekuatan-Nya
Kami tak akan sanggup bersatu
(Cahaya ialah milik kami dan kegelapan ialah kepunyaan sang malam)
Api ini membanjiri dan membersihkan hati kami
Hatiku kembali lagi pulih
Lalu inilah Newroz, kembali bersama tahun baru
Ketika pancaran dian kembali lagi
Apa ini? Mungkin kalian bertanya sembari membacanya, hehe. Sebenarnya ini bukan syair buatan saya, walaupun aku sedikit baper puitis, tapi biarkanlah berlalu J. Ini ialah syair dari Suku Kurdi yang berkisah kegembiraan bangsa Kurdi menyambut Newroz. Apa lagi itu Newroz? Apa itu suku Kurdi?
Pada artikel ini aku akan mengajak Anda untuk mencar ilmu sejarah sembari menyelami kehidupan salah satu suku di dunia, yaitu suku Kurdi. Suku Kurdi,terkenal akan kecantikan paras kaum hawa yang mereka miliki J, merupakan salah satu suku yang berada di Asia Kecil (Turki) sampai wilayah Timur Tengah. Terdapat salah satu tradisi unik yang mereka miliki, yaitu tradisi Newroz.
Apa itu Newroz?
Apa itu Newroz?
Newroz atau Nawroz, mengacu kepada perayaan tahun gres penduduk Mesopotamia pada masa lalu. Dalam legenda suku Kurdi, hari raya Newroz menggambarkan kisah pembebasan rakyat Kurdi dari seoarng tiran kejam, serta digambarkan sebagai cara alternative suku Kurdi untuk mengekspresikan derma mereka terhadap sesuatu. Perayaan tersebut bertepatan dengan dikala equinox (saat dimana matahari berada lurus dengan bumi) tanggal 24 Maret setiap tahunnya. Festival tersebut kini punya daerah yang spesial, khususnya perihal identitas dominan orang Kurdi, khususnya di Irak, Turki, dan Suriah. Walaupun gotong royong pameran ini dirayakan secara beragam, tapi secara umum orang-orang berkumpul bersama untuk merayakan datangnya ekspresi dominan semi, dengan menggunakan baju beraneka warna dan bersama-sama menari.
Mitos Legenda Newroz
Mitos Legenda Newroz
Awal ekspresi dominan semi sudah dirayakan sejak zaman neolitikum di wilayah Asia Minor. Tahukah Anda kalau legenda ini berakar pada sebuah legenda Irak. Diceritakan dahulu kala, Zahak ialah raja Assiria jahat yang telah menaklukkan bangsa Kurdi, diceritakan bertampang seram, bahkan terdapat ular di pundaknya.
Selama dipimpin oleh Zahak yang jahat, ekspresi dominan semi bahkan enggan mampir di Kurdistan selama seribu tahun, bukan main lamanya. Ia juga menyuruh mengorbankan dua perjaka untuk dimakan otaknya setiap hari untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakannya. Namun penjaga berkata lain, hanya seorang yang dikorbankan dan persembahan kepada sang raja jahatpun ia campur dengan otak kambing setiap harinya untuk mengurangi korban.
Karena penderitaan yang dirasakan, muncullah gerakan pemberontakan melawan Raja Zahak, dan agresi tersebut direncanakan oleh seorang pendeta berjulukan Fereydun.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kaveh, seorang cendekia besi yang kehilangan enam anak pria sebagai tumbal. Orang yang harusnya menjadi tumbal itulah yang kemudian dilatih dan hasilnya membunuh dan menghancurkan istana raja Zahak. Selanjutnya sanggup ditebak, ekspresi dominan semi kembali bersinar di langit Kurdistan dan dirayakanlah Upacara Newroz tersebut.
Tanggal 20 Maret merupakan hari dikalahkannya Zahak oleh bala tentara Kaveh. Newroz kini dipakai bangsa Kurdi untuk mengingat bahwasannya mereka bangsa yang besar lengan berkuasa dan berbeda. Cahaya api menjadi symbol kebebasan mereka. Telah menjadi tradisi melompati api dikala Newroz tiba.
Tahun 1930-an seorang sastrawan Kurdi, Taufik Abdullah, menginginkan kelahiran kembali tradisi Newroz, kisah gres perihal Kaveh. Ia menghubungkan mitos tersebut dimana orang Kurdi merasa ditekan, kemudian menciptakan tradisi Newroz menjadi ajang pengokoh bagi bangsa Kurdi. Tapi perlu dicatat bahwa bangsa Kurdi merayakan Newroz jauh sebelum dikala ini, serta kata Newroz mengacu pada sebuah syair Kurdi dari kala 16 Masehi.
Newroz dan Kehidupan Politik Suku Kurdi
Newroz dan Kehidupan Politik Suku Kurdi
Ikatan Kurdi dengan Newroz kembali menguat sejak tahun 1950-an ketika bangsa Kurdi di arab dan Turki mulai mengadaptasinya sebagai tradisi. Sebagai rasa solidaritas dengan bangsa KUrdi di Turki, kelahiran kembali tradisi Newroz menjadi lebih meriah dan kerap kali dipolitisasi alasannya ialah menjadi lambang kebangkitan Kurdi.
Di Kurdi barat menyerupai Irak, Iran dan Negara arab lain, Newroz dirayakan secara bebas, tapi hal tersebut berbanding terbalik di Turki alasannya ialah dianggap sebagai symbol pemberontakan kepada pemerintah. Barulah pada tahun 2000, pemerintah melegalkan perayaan ekspresi dominan semi, yakni hari “Nevruz” dan pemerintah mengklaimnya sebagai hari libur nasional.
Di beberapa kota menyerupai Anatolia, Istanbul dan Ankara diadakan tradisi melompati api ungun. Sebelum hari Newroz dilegalkan, partai Buruh Kurdistan, telah menciptakan penyerangan untuk mencari pemberitaan terhadap hal tersebut, mengakibatkan agresi represif tentara Turki yang menahan ribuan pendukung partai tersebut.
Di suriah perayaan ini begitu meriah, terbukti dengan semaraknya perayaan Newroz. Perayaan ini juga dirayakan bangsa Kurdi di seluruh dunia menyerupai di Australia, Fillandia, bahkan di kota London perayaan Newroz dihadiri dua puluh lima ribu orang pada tahun 2006.
sumber artikel :https://en.wikipedia.org/wiki/Newroz_as_celebrated_by_Kurds
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Newroz, Pemersatu Bangsa Kurdi"