Perang Yom Kippur, Potret Kemunduran Negara-Negara Arab
Bulan Oktober 1973, dalam rangka merebut kembali wilayah yang dicaplok Israel selama perang Arab-Israel ketiga. Tahun sebelumnya terjadi perang antara pasukan adonan Mesir dan Suriah melawan Israel pada hari Yom Kippur, hari paling suci bagi umat Yahudi. Penyerangan tersebut menjadi kejutan lantaran tentara Mesir merayap menuju semenanjung Sinai,sementara tentara Suriah berupaya menundukkan tentara Israel di dataran tinggi Golan. Serangan balik terjadi dan berbuah jatuhnya dataran tinggi Golan ke tangan Israel serta membawa rentetan insiden di lalu hari.
Latar Belakang Perang
Kemenangan yang direguk Israel pada perang Enam Hari tahun 1967 menciptakan wilayah tersebut empat kali lebih besar dari sebelumnya. Mesir kehilangan 23.500 mil persegi wilayah semenanjung Sinai dan tepi Gaza, Jordania kehilangan Tepi Barat dan Jerusalem Timur, serta Suriah kehilangan dataran tinggi Golan. Ketika Anwar Sadat naik ke dingklik presiden mesir pada 1970, ia menyadari bahwa Mesir mempunyai kepincangan ekonomi yang sanggup menciptakan perselisihan dengan Israel terus terjadi. Keinginannya ialah kedamaian, kestabilan serta pemulihan Sinai, tapi kemenangan Israel pada 1967 menawarkan laba kepada Israel dan merugikan Mesir. Lalu presiden Mesir tersebut memutuskan rencana melawan Israel kembali, yang berakhir tanpa hasil bagi Mesir dan tampaknya perjanjian perdamaian dengan Israel lebih menjanjikan.
Tahun 1972, Sadat memulangkan sebanyak 20.000 penasihat Soviet dan membuka kawat diplomatic dengan Amerika yang merupakan sekutu Israel, hal tersebut penting alasannya ialah Amerika sanggup menjadi perantara perdamaian yang sempurna di kemuadian hari. Ia membentuk komplotan dengan Suriah, dan bertekad menciptakan penyerangan kepada Israel.
Jalannya Perang Yom Kippur
Jalannya Perang Yom Kippur
Ketika Perang Arab Israel keempat dimulai pada 6 Oktober 1973, banyak tentara Israel yang tidak menjaga pos-pos keamanan selama hari Yom Kippur, dan tentara Arab menciptakan serangkaian kemenangan dengan senjata buatan Soviet terbaru. Iraq segera bergabung sementara Suriah mendapat dukungan Jordania. Setelah beberapa hari berjalan, kekuatan Israel benar-benar digerakkan, dan mulai memukul balik pasukan koalisi Arab dengan susah payah. Bantuan suplai senjata Amerika mulai diberikan kepada Israel, namun Presiden Richard Nixon menunda hal tersebut selama seminggu sebagai langkah mengambil hati Mesir. Pada 25 Oktober, gencatan senjata Mesir-Israel dikawal oleh A.S.
Akibat Perang Yom Kippur
Kemenangan Israel ditukar dengan jatuhnya banyak korban, dan rakyat Israel mengkritisi ketidaksiapan pemerintah. Walaupun Mesir kembali menderita akhir dikalahkan Israel, namun langkah cemerlang Mesir dalam perang Arab sukses menambah wibawa Sadat di percaturan Timur Tengah dan memberi kesempatan mencari perdamaian. Tahun 1974, penghapusan perjanjian pelepasan wilayah memberi angin segar Mesir untuk mendapat kembali Mesir kembali dilaksanakan, dan tahun 1979, Sadat dan perdana menteri Israel Menachem Begin menandatangani perjanjian hening pertama antara Negara-negara Arab dan Israel. Tahun 1982, Israel menandatangani perjanjian perdamaian dengan mengembalikan bab terakhir dari Semenanjung Sinai ke tangan Mesir.
Untuk Suriah, pernang Yom Kippur ialah bencana. Gencatan senjata Mesir dan Israel memaksa tentara Suriah menyerah, dan Israel menundukkan lebih banyak lahan di Dataran Tinggi Golan. Tahun 1979, Suriah dan Negara Arab lainnya mengeluarkan Mesir dari Liga Arab.
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Perang Yom Kippur, Potret Kemunduran Negara-Negara Arab"