Romawi Yang Agung
❂ Permulaan Romawi Kuno
Selanjutnya, kita akan berkenalan dengan sebuah peradaban yang awalnya dibangun oleh masyarakat di wilayah semenanjung Italia. Sejak 800 SM, sebuah suku bangsa berjulukan Etruscan menjadi suku yang paling lebih banyak didominasi menguasai tempat itu. Banyak yang menyampaikan bahwa suku bangsa Etruscan di semenanjung Italia ialah keturunan dari orang-orang Mycenaea yang berlayar pergi dari Yunani. Terlepas dari itu semua, dimulai dengan bangsa Etruscan kita akan berjumpa dengan sebuah peradaban yang alasannya ambisinya menjadikan perubahan besar dari segi politik dan keseimbangan dunia di masa-masa selesai periode klasik. Peradaban itu berjulukan Romawi Kuno.
Menurut mitos, yang pertama mengawali keberadaan kerajaan Romawi ialah kemunculan kota yang dinamakan “Romulus” tahun 753 SM. Pendirinya dua orang bersaudara berjulukan Romulus dan Remus. Konon mereka keturunan Pangeran Troya berjulukan Aeneas. Legenda yang lain lagi menyampaikan bahwa ibu mereka, Rhea Silvia, putri raja di kerajaan Alba Longa diperkosa oleh tuhan perang Mars, dan alhasil mereka berdua pun lahir. Karena mereka dianggap separuh dewa, raja yang berkuasa membuang mereka. Akhirnya mereka diasuh oleh seekor serigala. Ketika mereka dewasa, mereka berkelana dan mendirikan kota mereka. Namun alasannya rasa iri, Romulus membunuh Remus, dan menamai kota itu atas namanya.
Magistrate itu terdiri atas 100 tetua yang dipilih dari kalangan terpandang. Walaupun awalnya terlihat demokratis, rupanya rakyat jelata harus sering mengalah pada impian para tetua di Magistrate. Ingin hak-hak mereka terpenuhi, rakyat jelata di Roma berjuang, dan tahun 287 SM, mereka alhasil menerima hak penuh dan boleh menjadi konsul, pejabat paling tinggi dalam Magistrate yang biasanya hanya berasal dari kalangan orang kaya saja.
❂ Berkembangnya Romawi menjadi Kekaisaran Besar
Selama periode 300-400 SM, Romawi mulai memperluas kekuasaannya di semenanjung Italia. Wilayah tetangga banyak yang dijajah dengan kejam dan dibebani pajak yang tinggi. Hingga pada tahun 264 SM, Romawi berhadapan dengan bangsa lain yang juga gemar berperang, Carthagia. Bangsa Carthagia menguasai wilayah Afrika Utara dan Mediterania barat. Perang antara keduanya dikenal dengan nama perang Punic, dan Romawi menghancurkan peradaban Carthagia sepenuhnya.
Nasib republik berubah ketika muncul seorang politisi karismatik berjulukan Julius Caesar (100-44 SM). Ia sedari muda merupakan orang yang berani dan cerdas. Ia akil berpidato dan sekaligus seorang jenderal militer ulung. Bersama dua perwira Romawi lainnya, Pompey dan Crassus, Caesar menyadari fakta bahwa kondisi rakyat yang miskin, membuat mereka lebih menentukan masuk tentara dan lebih taat pada jenderal dibanding pada magistrate. Tahun 66 SM, tiga serangkai itu (dalam bahasa Latin disebut trium virat) menyerbu Roma, dan menggulingkan konsep Republik.
Sampailah kemudian Julius Caesar menemui ajal dengan cara yang amat terkenal, ketika ia ditusuk beramai- ramai oleh rombongan senat yang berpura-pura hendak membahas suatu undang-undang dengan Caesar di aula senat tahun 44 SM. Kelompok pembelot itu dipimpin oleh Brutus dan Cassius. Mereka merasa ambisi Caesar yang sedemikian besar dalam menguasai Eropa akan berbahaya untuk Romawi. Sampai kini insiden pembunuhan Caesar masih dianggap sebagai salah satu pembunuhan berencana paling populer sepanjang masa.
❂ Puncak Kejayaan dan Kaisar yang silih berganti
Keinginan Brutus dan kelompoknya membunuh Caesar gotong royong untuk mengembalikan kekuasaan ke tangan senat. Tapi, impian mereka urung terwujud, alasannya putra adopsi Caesar, Jenderal Octavian, segera mengambil alih posisi ayah angkatnya, bersama dengan Lepidus dan Mark Anthony. Tiga serangkai gres ini, menyerupai juga saling berebut kekuasaan. Lepidus bisa melunak alasannya diberi posisi simbolis di kerajaan. Adapun Mark Anthony dan istrinya, Cleopatra, terpaksa ditaklukkan oleh Octavian melalui perang besar di Mesir tahun 31 SM. Octavian memproklamirkan diri sebagai kaisar Romawi yang pertama. Ia mengganti namanya menjadi Augustus.
Keturunan Augustus membuat Romawi menjadi kekaisaran yang stabil selama hampir 200 tahun. Romawi menyebarkan sebuah konsep pemerintahan desentralisasi, yaitu memperlihatkan otonomi khusus pada setiap provinsi. Seorang Gubernur akan melapor ke Roma, dan menyerahkan pajak.
Dinasti turunan Augustus majemuk tipe orangnya. Ada putra Augustus, berjulukan Tiberius yang dikenal kejam, ia berambisi memperluas wilayah Romawi. Caligula (37-41 M) yang dianggap banyak orang sebagai kaisar gila, dan tidak pantas jadi pemimpin. Kemudian, Claudius (41-54 M) yang gagap namun bijaksana. Usai Claudius ada kaisar Nero, seorang psikopat yang gemar menyiksa musuh-musuh politiknya. Bahkan konon, ketika terjadi kebakaran ahli tahun 64 di Roma, Nero malah hanya duduk sembari memainkan lyre (semacam kecapi) dan bernyanyi di luar istananya. Menurut mitos, yang pertama mengawali keberadaan kerajaan Romawi ialah kemunculan kota yang dinamakan “Romulus” tahun 753 SM. Pendirinya dua orang bersaudara berjulukan Romulus dan Remus. Konon mereka keturunan Pangeran Troya berjulukan Aeneas. Legenda yang lain lagi menyampaikan bahwa ibu mereka, Rhea Silvia, putri raja di kerajaan Alba Longa diperkosa oleh tuhan perang Mars, dan alhasil mereka berdua pun lahir. Karena mereka dianggap separuh dewa, raja yang berkuasa membuang mereka. Akhirnya mereka diasuh oleh seekor serigala. Ketika mereka dewasa, mereka berkelana dan mendirikan kota mereka. Namun alasannya rasa iri, Romulus membunuh Remus, dan menamai kota itu atas namanya.
Magistrate pada Romawi kuno
Cerita itu walaupun hanya sekadar mitos, tetaplah menarik sebagai penjelas sejarah Roma alasannya memang pada kenyataannya tidak ada bukti sejarah yang bisa menjelaskanbagaimana kota Roma hadir. Yangjelas, semenjak tahun 550 SM, kota Roma dikuasai oleh bangsa Etruscan, dan raja dari suku bangsa itu otomatis menguasai seluruh rakyat Romawi. Perubahan sistem pemerintahan di Roma terjadi secara dramatis tahun 509 SM. Rakyat kota Roma bersama-sama menggulingkan Tarquin, raja ketujuh kerajaan itu, dan kemudian mendirikan republik yang dipimpin oleh dewan berjulukan magistrate. Magistrate itu terdiri atas 100 tetua yang dipilih dari kalangan terpandang. Walaupun awalnya terlihat demokratis, rupanya rakyat jelata harus sering mengalah pada impian para tetua di Magistrate. Ingin hak-hak mereka terpenuhi, rakyat jelata di Roma berjuang, dan tahun 287 SM, mereka alhasil menerima hak penuh dan boleh menjadi konsul, pejabat paling tinggi dalam Magistrate yang biasanya hanya berasal dari kalangan orang kaya saja.
❂ Berkembangnya Romawi menjadi Kekaisaran Besar
Selama periode 300-400 SM, Romawi mulai memperluas kekuasaannya di semenanjung Italia. Wilayah tetangga banyak yang dijajah dengan kejam dan dibebani pajak yang tinggi. Hingga pada tahun 264 SM, Romawi berhadapan dengan bangsa lain yang juga gemar berperang, Carthagia. Bangsa Carthagia menguasai wilayah Afrika Utara dan Mediterania barat. Perang antara keduanya dikenal dengan nama perang Punic, dan Romawi menghancurkan peradaban Carthagia sepenuhnya.
Nasib republik berubah ketika muncul seorang politisi karismatik berjulukan Julius Caesar (100-44 SM). Ia sedari muda merupakan orang yang berani dan cerdas. Ia akil berpidato dan sekaligus seorang jenderal militer ulung. Bersama dua perwira Romawi lainnya, Pompey dan Crassus, Caesar menyadari fakta bahwa kondisi rakyat yang miskin, membuat mereka lebih menentukan masuk tentara dan lebih taat pada jenderal dibanding pada magistrate. Tahun 66 SM, tiga serangkai itu (dalam bahasa Latin disebut trium virat) menyerbu Roma, dan menggulingkan konsep Republik.
Lukisan pembunuhan Julius Caesar
Caesar makin lama, makin masyhur, apalagi ketika ia berhasil menguasai Galia di Prancis tahun 58 SM. Pompey yang iri lantas mencoba menyerang Caesar, namun ia terpaksa tunduk tahun 48 SM di Mesir. Dari konsep pemerintahan demokratis, rakyat Roma malah kemudian menobatkan Julius Caesar sebagai diktator seumur hidup. Sampailah kemudian Julius Caesar menemui ajal dengan cara yang amat terkenal, ketika ia ditusuk beramai- ramai oleh rombongan senat yang berpura-pura hendak membahas suatu undang-undang dengan Caesar di aula senat tahun 44 SM. Kelompok pembelot itu dipimpin oleh Brutus dan Cassius. Mereka merasa ambisi Caesar yang sedemikian besar dalam menguasai Eropa akan berbahaya untuk Romawi. Sampai kini insiden pembunuhan Caesar masih dianggap sebagai salah satu pembunuhan berencana paling populer sepanjang masa.
❂ Puncak Kejayaan dan Kaisar yang silih berganti
Keinginan Brutus dan kelompoknya membunuh Caesar gotong royong untuk mengembalikan kekuasaan ke tangan senat. Tapi, impian mereka urung terwujud, alasannya putra adopsi Caesar, Jenderal Octavian, segera mengambil alih posisi ayah angkatnya, bersama dengan Lepidus dan Mark Anthony. Tiga serangkai gres ini, menyerupai juga saling berebut kekuasaan. Lepidus bisa melunak alasannya diberi posisi simbolis di kerajaan. Adapun Mark Anthony dan istrinya, Cleopatra, terpaksa ditaklukkan oleh Octavian melalui perang besar di Mesir tahun 31 SM. Octavian memproklamirkan diri sebagai kaisar Romawi yang pertama. Ia mengganti namanya menjadi Augustus.
Keturunan Augustus membuat Romawi menjadi kekaisaran yang stabil selama hampir 200 tahun. Romawi menyebarkan sebuah konsep pemerintahan desentralisasi, yaitu memperlihatkan otonomi khusus pada setiap provinsi. Seorang Gubernur akan melapor ke Roma, dan menyerahkan pajak.
❂ Kunci sukses invasi Roma
Kunci kesuksesan Romawi hingga bisa menaklukkan banyak wilayah ialah alasannya pasukan mereka yang terorganisir dan disiplin. Tentara Roma (disebut legiun) merupakan tentara profesional yang mendaftar, mengikuti seleksi dan digaji oleh pemerintah Roma. Kondisi itu berbeda dengan rata-rata prajurit bangsa lain yang memaksa rakyat biasa bertempur. Walaupun begitu, dalam undang-undang mereka disebutkan bahwa ketika kerajaan mengalami kondisi krisis, maka semua pria cukup umur harus terlibat dalam militer.
Selain itu, tentara Roma membuat sebuah contoh penyerangan yang terinspirasi dari seni administrasi perang Alexander yang Agung. Satu pasukan akan membentuk gugusan persegi yang seluruh sisi-nya terlindung dengan perisai di mana semua sisi menghunus tombak. Formasi itu disebut dengan gugusan kura-kura. Kondisi politik yang stabil, jawaban pemberlakuan konsep provinsi otonom juga membuat kekuasaan Roma bertahan lama.
Reruntuhan kota Romawi kuno
❂ Kota Roma yang metropolitan Peradaban Romawi sangat maju, jalan di kota- kota besar dibangun dengan semen. Kabarnya, kota menyerupai Roma, pada masa-masa awal Masehi sudah biasa mengalami kemacetan. Di sepanjang jalan, dibangun rumah warga biasa (domi) dan juga apartemen bertingkat ( Insulae). Sistem pengairan di Roma sudah sangat maju, sehingga mereka punya kebiasaan membangun tempat pemandian (thermae).
Di sisi lain, masyarakat Roma menyembah dewa- tuhan yang masih serupa dengan dewa-dewa dari mitologi Yunani, hanya beda cara penyebutannya. Maka tak heran jikalau di kota-kota Roma terdapat kuil besar untuk pemujaan. Namun, pada ketika Roma dipimpin Theodosius
pada 391 M, agama Nasrani diresmikan menjadi agama negara.
❂ Kondisi masyarakat dan ilmu pengetahuan
Masyarakat Roma kebanyakan berkeluarga, dengan seorang ayah sebagai figure terpenting dalam menentukan sesuatu. Rata-rata keluarga kaya akan mempekerjakan budak. Anak-anak akan masuk ke sekolah swasta (namanya Ludus) dan mencar ilmu cara membaca, menulis, dan aritmatika sederhana. Sementara ayah-ibunya akan bersenang-senang untuk judi lempar koin, atau tiba ke ludi, sebuah program pertunjukan untuk seluruh rakyat yang menampilkan drama, balap kereta kuda, hingga pertarungan Gladiator (petarung bayaran yang terlatih). Kebanyakan anak muda Romawi yang pandai, meneruskan sekolah ke Rhetor, dan mencar ilmu menjadi seorang orator, pemimpin politik, serta mencar ilmu ilmu hukum. Perekonomian masyarakat bertumpu sepenuhnya pada pertanian dan perdagangan. Di masa jayanya, penduduk Romawi sudah mengenal system mata uang dalam bentuk koin.
Ilmu pengetahuan sangat maju. Arsitektur kota sudah hampir menyerupai yang kita lihat di banyak kota Eropa ketika ini. Bangsa Romawi juga yang pertama menemukan semen. Bangunan besar tempat penyelenggaraan hiburan rakyat menyerupai Colloseum masih berdiri kokoh hingga sekarang. Bahkan ilmu bangsa Romawi dalam bidang arsitektur dan tata kota tidak tertandingi hingga masa 19 oleh negara-negara Eropa yang lebih muda.
Colosseum
❂ Kejatuhan Romawi Setelah kaisar Marcus Aurelius wafat tahun 180 M, banyak intrik politik terjadi di ibu kota Roma. Terhitung ada sekitar 60 kaisar dari tahun 235 M hingga 284 M. Keputusan penting yang mengubah nasib bangsa Roma dibentuk oleh seorang kaisar berjulukan Diocletian, yang pada tahun 284 M, membagi wilayah kerajaan Romawi menjadi dua bagian, yaitu kerajaan barat, mencakup Inggris, Jerman, Roma, dengan kerajaan timur, yang mencakup Eropa Timur, Afrika Utara, dan Timur Tengah.
Perubahan besar terjadi ketika kaisar Constantine yang berpengaruh, lebih menentukan untuk memindahkan ibu kota kekaisaran ke tempat Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki) dan mendirikan kerajaan gres berjulukan Bizantium di tahun 330 M. Pembagian Romawi menjadi dua serta-merta melemahkan kekuatan kekaisaran tersebut. Wilayah barat yang memang didiami oleh banyak suku bangsa bergairah terus diserang. Bangsa Goth, Hispania, dan Inggris menyerang tak henti-henti di wilayah barat.
Ketika Attila sang penakluk dari suku Hun Utara Asia tiba menyerang wilayah barat tahun 410 M, Romawi wilayah barat sudah tinggal menunggu waktu untuk jatuh. Tahun 476, dampak dari ratusan penjarahan dan penyerangan melanda kota Roma, Kerajaan barat alhasil runtuh.
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Romawi Yang Agung"