Peristiwa Muthakir
A. RUNTUHNYA UNI SOVIET
Sejak kelahirannya pada tahun 1917, Uni Soviet menerapkan beberapa kebijakan, yakni:
a. Politik Komitern , menyebarkan komunisme secara internasional.
b. Politik Air Hangat , politik mencari daerah basah untuk dijadikan pelabuhan dagang.
c. Politik Pan-Slavisme , gerakan politik mempersatukan bangsa-bangsa Slav yang mendiami wilayah Asia Tengah di bawah kekuasaan Uni Soviet.
Dampak yang ditimbulkan tanggapan kebijakan tersebut nyatanya menciptakan Uni Soviet mengalami ketertinggalan di segala bidang kehidupan, pemerintahan yang ditaktor, terjadinya banyak kudeta. Menanggapipermasalahantersebut, Presiden Mikail Gorbachev mengumumkan politik yang berbeda pada landasan ideologi negara, Ide Gorbachev yang sangat menggemparkan Soviet adalah:
a. Perestroika (restrukturisasi)
b. Glasnot (keterbukaan)
c. Zaconots (sistem peradilan yang benar)
d. Democratizatia (demokrasi)
Akibat dari kebijakan reformasi yang dilakukan oleh Mikail Gorbachev tersebut justru menciptakan Uni Sovietpecahmenjadinegara-negarabagian, antaralain Belarusia, Kazakstan, Ukraina, Azerbaijan, Kirgiztan, Uzbekistan, Armenian, Georgia, Moldova, Tadzikistan, Turkmenistan dan Rusia.
B. REUNIFIKASI JERMAN
Selepas Perang Dunia II, sistem pertahanan Jerman menjadi lemah lantaran Jerman harus menandatangai Perjanjian Potsdam. Dalam perjanjian antara Jerman dengan Sekutu tersebut, dinyatakan bahwa wilayah Jerman harus dibagi menjadi dua, yakni Jerman Barat (dibawah kekuasaan USA, Inggris dan Perancis) dan Jerman Timur (dibawah kekuasaan Uni Soviet). Dalam perkembangan selanjutnya keadaan Jerman Timur menjadi tertinggal kalau dibandingkan dengan Jerman Barat yang mengalami kemajuan ekonomi yang sangat pesat. Timbul upaya untuk mempersatukan kembali kedua negara yang berbeda ideologi tersebut sebagai bangsa Arya yang pemah unggul pada masa lalu.
Berdasarkan Pertemuan Dua Plus Empat yang dilaksanakan di Ottawa (Kanada) dan Moskow (Rusia), pada tanggal 3 Oktober 1990 Jerman resmi menjadi satu kekuasaan kembali dengan kekuasaan pemerintahan berada di tangan Kanselir.
C. Masalah Kamboja
E. Upaya Perdamaian Timur Tengah
Soal dan Pembahasan insiden mutakhir klik disini
Materi Sejarah Lainnya:
Sejak kelahirannya pada tahun 1917, Uni Soviet menerapkan beberapa kebijakan, yakni:
a. Politik Komitern , menyebarkan komunisme secara internasional.
b. Politik Air Hangat , politik mencari daerah basah untuk dijadikan pelabuhan dagang.
c. Politik Pan-Slavisme , gerakan politik mempersatukan bangsa-bangsa Slav yang mendiami wilayah Asia Tengah di bawah kekuasaan Uni Soviet.
Dampak yang ditimbulkan tanggapan kebijakan tersebut nyatanya menciptakan Uni Soviet mengalami ketertinggalan di segala bidang kehidupan, pemerintahan yang ditaktor, terjadinya banyak kudeta. Menanggapipermasalahantersebut, Presiden Mikail Gorbachev mengumumkan politik yang berbeda pada landasan ideologi negara, Ide Gorbachev yang sangat menggemparkan Soviet adalah:
a. Perestroika (restrukturisasi)
b. Glasnot (keterbukaan)
c. Zaconots (sistem peradilan yang benar)
d. Democratizatia (demokrasi)
Akibat dari kebijakan reformasi yang dilakukan oleh Mikail Gorbachev tersebut justru menciptakan Uni Sovietpecahmenjadinegara-negarabagian, antaralain Belarusia, Kazakstan, Ukraina, Azerbaijan, Kirgiztan, Uzbekistan, Armenian, Georgia, Moldova, Tadzikistan, Turkmenistan dan Rusia.
B. REUNIFIKASI JERMAN
Selepas Perang Dunia II, sistem pertahanan Jerman menjadi lemah lantaran Jerman harus menandatangai Perjanjian Potsdam. Dalam perjanjian antara Jerman dengan Sekutu tersebut, dinyatakan bahwa wilayah Jerman harus dibagi menjadi dua, yakni Jerman Barat (dibawah kekuasaan USA, Inggris dan Perancis) dan Jerman Timur (dibawah kekuasaan Uni Soviet). Dalam perkembangan selanjutnya keadaan Jerman Timur menjadi tertinggal kalau dibandingkan dengan Jerman Barat yang mengalami kemajuan ekonomi yang sangat pesat. Timbul upaya untuk mempersatukan kembali kedua negara yang berbeda ideologi tersebut sebagai bangsa Arya yang pemah unggul pada masa lalu.
Berdasarkan Pertemuan Dua Plus Empat yang dilaksanakan di Ottawa (Kanada) dan Moskow (Rusia), pada tanggal 3 Oktober 1990 Jerman resmi menjadi satu kekuasaan kembali dengan kekuasaan pemerintahan berada di tangan Kanselir.
C. Masalah Kamboja
Kamboja merupakan negara yang berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh raja Norodom Sihanouk. Sistem politik yang diterapkan yakni sistem konservatif. Hubungan antara Kamboja dengan USA menjadi kurang baik sehabis USA menuduh Kamboja bersekongkol dengan Viet Cong yang merupakan komunis Vietnam Selatan. Amerika kemudian mendukung Lon Nol untuk mengkudeta Norodom Sihanouk.
Keberhasilan Marsekal Lon Nol merebut kekuasaan tersebut, nyatanya tidak menciptakan posisi kepemimpinan Lon Nol aman. Pol Pot yang memimpin organisasi Khmer Merah pada tahun 1975 berhasil melengserkan pemimpin Kamboja tersebut. Pada 1978, Vietnam mengangap Pol Pot dengan derma Republik Rakyat Cina telah melaksanakan invasi ke negaranya. Pada bulan Desember 1978 melalui agresi invasi Vietnam, rezim Pol Pot pun sanggup dikudeta. Untuk mengisi posisi pemimpin Kamboja, Vietnam menentukan Heng Samrin.
Untuk mengatasi pergolakan yang terjadi di Kamboja tersebut, PBB dan Indonesia mengambil peranan dalam penyelesaian permasalahan dalam negeri Kamboja dengan mengadakan JIM (Jakarta Informal Meeting) yang berlangsung di kota Bogor. Pada tanggal 30-31 Juli 1989, diadakanlah International Conference on Kampuchea (ICK) yang berlangsung di Paris. Dengan diadakannya konferensi tersebut dibutuhkan supaya problem Kamboja sanggup terselesaikan.
D. Perang Teluk
Perang teluk terjadi sampai tiga kali yang dimotori oleh Irak.
b. Perang Teluk II , penyerangan Irak terhadap Kuwait ini disebabkan adanya keinginan Saddam Husein untuk menimbulkan Kuwait sebagai cuilan dari Provinsi Besar dari Kekaisaran Ottoman. Selain itu, alasan problem perbatasan Irak dengan Kuwait di ladang minyak Rumeilla serta menganggap Kuwait melanggar kuota ekspor minyak yang merupakan kesepakatan sehingga harga minyak mengalami penurunan.
c. Perang Teluk III , terjadi antara Irak dengan USA yang mempermasalahkan senjata pemusnah massal serta upaya menyelamatkan rakyat Irak dari rezim diktatorial yang dipimpin oleh Saddam Husein. Pada perang teluk inilah Saddam Husein yang menjabat sebagai Presiden Irak berakhir di tiang gantungan.
Keberhasilan Marsekal Lon Nol merebut kekuasaan tersebut, nyatanya tidak menciptakan posisi kepemimpinan Lon Nol aman. Pol Pot yang memimpin organisasi Khmer Merah pada tahun 1975 berhasil melengserkan pemimpin Kamboja tersebut. Pada 1978, Vietnam mengangap Pol Pot dengan derma Republik Rakyat Cina telah melaksanakan invasi ke negaranya. Pada bulan Desember 1978 melalui agresi invasi Vietnam, rezim Pol Pot pun sanggup dikudeta. Untuk mengisi posisi pemimpin Kamboja, Vietnam menentukan Heng Samrin.
Untuk mengatasi pergolakan yang terjadi di Kamboja tersebut, PBB dan Indonesia mengambil peranan dalam penyelesaian permasalahan dalam negeri Kamboja dengan mengadakan JIM (Jakarta Informal Meeting) yang berlangsung di kota Bogor. Pada tanggal 30-31 Juli 1989, diadakanlah International Conference on Kampuchea (ICK) yang berlangsung di Paris. Dengan diadakannya konferensi tersebut dibutuhkan supaya problem Kamboja sanggup terselesaikan.
D. Perang Teluk
Perang teluk terjadi sampai tiga kali yang dimotori oleh Irak.
a. Perang Teluk I , terjadi antara Irak dengan Iran. Perang Teluk I terjadi tanggapan kekhawatiran Irak terhadap dampak Islam Syiah dari Iran pimpinan Imam Khomaeni yang dianggap tradisional serta Irak memperebutkan wilayah batas Shat El Arab.
b. Perang Teluk II , penyerangan Irak terhadap Kuwait ini disebabkan adanya keinginan Saddam Husein untuk menimbulkan Kuwait sebagai cuilan dari Provinsi Besar dari Kekaisaran Ottoman. Selain itu, alasan problem perbatasan Irak dengan Kuwait di ladang minyak Rumeilla serta menganggap Kuwait melanggar kuota ekspor minyak yang merupakan kesepakatan sehingga harga minyak mengalami penurunan.
c. Perang Teluk III , terjadi antara Irak dengan USA yang mempermasalahkan senjata pemusnah massal serta upaya menyelamatkan rakyat Irak dari rezim diktatorial yang dipimpin oleh Saddam Husein. Pada perang teluk inilah Saddam Husein yang menjabat sebagai Presiden Irak berakhir di tiang gantungan.
E. Upaya Perdamaian Timur Tengah
Persengketaan yang terjadi di Timur Tengah berawal dari upaya kaum Yahudi untuk mencari hunian di tanah Palestina yang sudah dihuni kaum Pelestina. Kaum Yahudi menganggap bahwa tanah Palestina merupakan tanah leluhur yang diwariskan kepada kaum Yahudi yang dulu pemah ditinggalkan pada masa Imperium Romawi. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, Theodore Herltz membentuk sebuah gerakan yang diberi nama Zionisme. Keinginan Yahudi ini kemudian menerima dukungan dari Inggris yang meengeluarkan Belfour Declaration pada tanggal 2 November 1917.
Berbagai cara telah diupayakan untuk menuntaskan permasalahan yang terjadi, tapi pelanggaran yang terjadi selalu tiba dari kaum Yahudi yang menginginkan pendirian negara Israel merdeka.
Pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan resolusi No. I8l yang berisi mengenai negara Arab mencakup daerah Acre, Nazareth, Jenin, Nablus, Tulkarm, Ramallah, Hebron dan Jalur Ghaza sedangkan wilayah Yahudi mencakup Safad, Tiberias, Beisan, Haifa, Sahara, Negeb, Jaffa, serta wilayah Yerusalem merupakan wilayah yang berada dalam pengawasan intemasional.
F. POLITIK APARTHEID
Apartheid berasal dari bahasa Belanda yang berarti pemisahan atau pembedaan berdasarkan warna kulit. Permasalahan ini terjadi di Afrika Selatan semenjak kedatangan bangsa Belanda penganut Kalvinis mendarat di Tanjung Harapan. Selain bangsa Belanda, Inggris juga mendarat di Tanjung Harapan untuk menuju dunia timur, alasannya ketika itu Terusan Suez belum dibuka. Kontak senjata yang terjadi diantara dua negara Eropa tersebut tidak sanggup dihindarkan sehingga menimbulkan terjadinya Perang Boer yang berdampak pada kekalahan Belanda dan harus meninggalkan daerah Afrika Selatan.
Politik Apartheid pun dilaksanakan oleh Inggris di daerah Afrika Selatan dengan menerapkan beberapa aturan, seperti:
a. Land Act, undang-undang yang melarang orang-orang kulit gelap mempunyai tanah di luar wilayah yang telah ditentukan.
b. Group Areas Act, undang-undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang- orang kulit putih dengan orang-orang kulit hitam.
c. Population Registration Act, undang-undang yang mewajibkan semua orang kulit gelap untuk mendaftarkan diri berdasarkan kelompok dan sukunya masing-masing.
Banyak pihak yang menentang sistem diskriminasi tersebut, antara lain dengan menggerakkan ANC (Africa National Congres) untuk memperjuangkan kaum kulit hitam.
G. PECAHNYA YUGOSLAVIA
Negara Yugoslavia merupakan negara yang berada di Eropa Tenggara dengan sistem tata negara Republic Federatif Sosialis dengan sentra pemerintahan di Serbia (Beograd). Negara ini dihuni aneka macam kaum dengan latar belakang yang berbeda- beda. Dampak keruntuhan komunis di Uni Soviet berimbas pada negara ini, yaitu negara bagiannya berupaya untuk memisahkan diri dari kekuasaan negara pusat. Upaya penyatuan yang dilakukan oleh Joseph Broz Tito menjadi sulit terwujud lantaran salah satu negara bagiannya menginginkan untuk menjadi yang paling unggul. Kondisi lebih parah terjadi sehabis presiden Slobodan Milosevic memerintah sehingga terjadilah perpecahan di Yugoslavia tidak sanggup terhindarkan. Negara pecahan Yugoslavia antara lain Serbia, Bosnia, Montenegro, Kroasia, Slovenia dan Macedonia. Berbagai cara telah diupayakan untuk menuntaskan permasalahan yang terjadi, tapi pelanggaran yang terjadi selalu tiba dari kaum Yahudi yang menginginkan pendirian negara Israel merdeka.
Pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan resolusi No. I8l yang berisi mengenai negara Arab mencakup daerah Acre, Nazareth, Jenin, Nablus, Tulkarm, Ramallah, Hebron dan Jalur Ghaza sedangkan wilayah Yahudi mencakup Safad, Tiberias, Beisan, Haifa, Sahara, Negeb, Jaffa, serta wilayah Yerusalem merupakan wilayah yang berada dalam pengawasan intemasional.
F. POLITIK APARTHEID
Apartheid berasal dari bahasa Belanda yang berarti pemisahan atau pembedaan berdasarkan warna kulit. Permasalahan ini terjadi di Afrika Selatan semenjak kedatangan bangsa Belanda penganut Kalvinis mendarat di Tanjung Harapan. Selain bangsa Belanda, Inggris juga mendarat di Tanjung Harapan untuk menuju dunia timur, alasannya ketika itu Terusan Suez belum dibuka. Kontak senjata yang terjadi diantara dua negara Eropa tersebut tidak sanggup dihindarkan sehingga menimbulkan terjadinya Perang Boer yang berdampak pada kekalahan Belanda dan harus meninggalkan daerah Afrika Selatan.
Politik Apartheid pun dilaksanakan oleh Inggris di daerah Afrika Selatan dengan menerapkan beberapa aturan, seperti:
a. Land Act, undang-undang yang melarang orang-orang kulit gelap mempunyai tanah di luar wilayah yang telah ditentukan.
b. Group Areas Act, undang-undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang- orang kulit putih dengan orang-orang kulit hitam.
c. Population Registration Act, undang-undang yang mewajibkan semua orang kulit gelap untuk mendaftarkan diri berdasarkan kelompok dan sukunya masing-masing.
Banyak pihak yang menentang sistem diskriminasi tersebut, antara lain dengan menggerakkan ANC (Africa National Congres) untuk memperjuangkan kaum kulit hitam.
G. PECAHNYA YUGOSLAVIA
Soal dan Pembahasan insiden mutakhir klik disini
Materi Sejarah Lainnya:
- Pengantar Sejarah disini disini
- Zaman Hindu-Budha di Indonesia disini
- Sejarah Islam di Indonesia disini
- Politik Kolonial Abad ke 19 disini
- Perlawanan Kolonialisme barat disini
- Pergerakan Nasional disini
- Pendudukan Jepang disini
- Masa Revolusi mempertahankan kemerdekaan disini
- Masa demokrasi liberal disini
- Ancaman distegrasi bangsa disini
- Era Demokrasi Terpimpin Indonesia klik disini
- Masa Orde Baru klik disini
- Masa Reformasi klik disini
- Peradaban kuno dunia disini
- Sejarah Perkembangan Pemikiran Eropa disini
- Latar Belakang Penjelahan Samudra Bangsa Eropa disini
- Revolusi Industri disini
- Revolusi Amerika disini
- Revolusi Prancis disini
- Nasionalisme Bangsa Asia-Afrika disini
- Perang Dunia I dan II disini
- Perang Dingin disini
- Kerjsa sama global dan regional disini
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Peristiwa Muthakir"