Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Mitos Sbmptn Yang Dihentikan Dipercaya


Banyak berita-berita tidak benar yang berkeliaran ihwal SBMPTN dikalangan siswa tingkat simpulan SMA. Terkadang info itu dipercaya begitu saja tidak diklarifikasi terlebih dahulu. Tulisan ini saya dapatkan dari OA Line Road To Perguruan Tinggi Negeri dan saya mengamini bahwasannya mitos-mitos ini tidak benar dan sanggup meresahkan.

Dead Score (Nilai Mati) 
Apakah kalian pernah mendengar ini? Jika kalian pernah mendengar ini atau bahkan percaya akan hal ini artinya kalian sudah tergoda Mitos pertama dan terhangat. Mitos? Nilai mati cuma mitos? Yaa, nilai mati tak perlu kalian pikirkan lagi alasannya ialah ini hanya mitos belaka.
Sebenernya apa itu nilai mati? Sederhananya nilai mati ialah niai terendah yang harus kalian capai untuk lulus dari suatu pekerjaan. Jika nilai kalian kurang dari nilai mati maka kalian tidak lulus pekerjaan tersebut. Banyak yang berkata kalau kita mengisi dan menerima nilai minus kita gagal dan boleh menerima nilai minus kalau dari keseluruhan mata uji tidak diisi. Adapun yang menyampaikan nilai mati itu ialah 2,5, jadi ketika kita kurang dari 2,5 disalah satu mata uji kita kitdak lulus.

Banyak sekali nilai mati yang beredar tanpa dasar di pasar informasi dikala ini, hati-hati! Perlu kalian ketahui di dalam SBMPTN hanya mempunyai nilai 4 kalau balasan kalian benar, kalau salah -1 dan nilai 0 kalau kalian tidak mengisinya. Tidak ada nilai selain itu di web resmi SBMPTN atau pun didalam panduan SBMPTN yang ada.
Kaprikornus sanggup disimpulkan Nilai mati itu Tidak Ada dan hanya MITOS. Usahakan kalian tidak perlu memikirkan hal yang satu ini alasannya ialah sanggup mengganggu kenyamanan kalian dalam mempersiapkan SBMPTN yang sebentarlagi muncul dihadapan kalian.

Harus Mengikuti Tes IPC Jika Lintas Jurusan 
Banyak sekali beranggapan kalau kalian ialah anak IPA dan kalian akan mengambil jurusan akutansi yang terang itu ialah jurusan IPS maka kalian harus mengambil jurusan IPC, apakah benar harus IPC? Tidak. Sebenarnya ini hanyalah salah persepsi alasannya ialah yang di sebutkan diatas salah diartikan, kalau insiden demikian maka kalian hanya mengambil tes Soshum saja.
Hal mirip ini juga menjadi mitos yang beredar dan menciptakan pusing alasannya ialah info yang tidak jelas. Telah terang bahwa pengelompokan jenis tes SBMPTN sudah di jelaskan pada web resmi SBMPTN yang mengelompokan Saintek, Soshum, dan IPC (jenis ujian) berdasarkan jurusan yang akan diambil.
Misalkan kalian mengmbil jurusan matematika dan akutansi maka kalian akan masuk jenis ujian IPC tidak melihat jurusan apapun ketika kalian SMA. Jika kalian hanya mengambil jurusan matematika maka kalian akan masuk jenis tes Saintek walaupun kalian dikala Sekolah Menengan Atas berada di jurusan IPS.
Tempat Tes Mempengaruhi Seleksi 
Ada yang beranggapan ketika kalian menentukan jurusan di universitas A kalian harus mengikuti ujian di universitas tersebut, apakah benar? Tidak, itu hanya mitos. Kalian tidak perlu ujian di universitas yang kalian pilih alasannya ialah itu tidak menghipnotis kalian akan diterima atau tidak.
Sudah terang bahwa evaluasi lolos SBMPTN  hanya berdasarkan nilai tes dan nilai keterampilan (di jurusan tertentu). Kaprikornus kalian bebas menentukan daerah tes yang berdasarkan kalian nyaman (dengan syarat dan ketentuan yang berlaku).
Kelulusan SBMPTN Ditentukan oleh Pasing Grade 
Pasing grade ialah nilai minimal yang harus kalian sanggup untuk masuk ke jurusan yang kalain pilih dan biasanya dalam bentuk persentase yang di gunakan hanya sebagi contoh berguru kalian dalam mengukur sampaimana persiapan yang kalian miliki. Misalkan jurusan matematika Unpad pasing grade nya ialah 36%  yang artinya kalian harus mempunyai nilai yang lebih dari 36% untuk sanggup masuk ke matematika Unpad.
Namum, hal yang mirip ini banyak yang salah mengartikan yang menciptakan poin 4 ini menjadi mitos penentu kelulusan SBMPTN yang di yakini banyak orang. Jika sistim ini yang dipakai untuk menentukan kelulusan kalian, mengapa pada website resmi SBMPTN hanya menampilkan daya tampung dan jumlah peminat saja? Bukannya pasing grade yang ditampilkan?
Nah, kalau kita pikir lagi SBMPTN itu memakai sistim menjaring. Misalkan suatu aktivitas studi hanya mempunyai 50 kuota artinya aktivitas studi ini hanya mengambil 50 orang dengan nilai tertinggi yang mengambil tes aktivitas studi tersebut. Jika memakai sistim pasing grade dan aktivitas studi tersebut mempunyai pasing grade sebesar 30% sedangkan penerima yang mempunyai pasing grade diatas 30% ada 150 orang, maka akan berapa orang yang diterima kalau kuotanya hanya 50? Apakah 100 dari mereka harus bangkit ketika kuliah?
Perbedaan Peluang Masuk Antara Bidikmisi dan Non-bidikmisi 
Bidikmisi ialah beasiswa full yang ada dijenjang S1 yang diberikan pada siswa cerdas dengan tingkat perekonomian rendah. Banyak yang beranggapan bahwa peluang bidik misi lolos SBMPTN lebih kecil dari pada non-bidikmisi. Hal tersebut ialah mitos yang selalu menciptakan penerima bidikmisi berkecil hati untuk lolos SBMPTN. Parameter evaluasi hanyalah nilai tes dan tidak disebutkan bahwa bidikmisi mempunyai kuota tersendiri.

Walaupun setiap Perguruan Tinggi mempunyai kuota bidikmisi masing-masing tetapi hal tersebut tidak menyebabkan perbedaan peluang diterimanya penerima bidikmisi dan non-bidikmisi. SBMPTN hanya mengukur kalian dari nilai tes bukan dari latarbelakang kalian.
Pembobotan pada Mata Uji 
Dalam tes SBMPTN terdapat aneka macam mata uji yang disajikan dan hal ini memunculkan mitos bahwa ada pembobotan mata uji berdasarkan jurusan yang diambil. Misalkan jurusan kedokteran yang dibutuhkan nilai mata uji matematika lebih besar dari mata uji fisika. Kaprikornus berdasarkan info ini kita harus lebih meninggkatkan nilai mata uji yang bersesuaian pada jurusan yang kita ambil.

Info mirip ini hanyalah mitos justru artinya berlawanan dengan apa yang dijelaskan pada website resmi SBMPTN. Dijelaskan bahwa semua bobot mata uji sama dan tidak ada mata uji yang diabaikan, dengan begini maka sudah terang tidak ada pembobotan pada mata uji tertentu di jurusan tertentu.
Ada Universitas yang Tidak mau di Nomor Duakan 
Info mirip ini mulai beredar pada SNMPTN, mungkin ini ialah faktanya bahwa arang sekali yang diterima SNMPTN pada pilihan kedua atau ketiganya tetapi kita tidak tahu apakah memang terjadi pada SNMPTN atau tidak. SBMPTN pun banyak menerima isu yang mirip itu, apakah benar itu berlaku pada SBMPTN juga? Tidak.

Hal yang mirip itu hanya mitos pada SBMPTN alasannya ialah SBMPTN memakai sistem yang tidak dikelola oleh pihak universitas dan pada faktanya banyak yang diterima pada jalur SBMPTN pada pilihan kedua dan ketiganya. Kaprikornus kalian dihentikan percaya dengan hal yang satu ini.
Tidak Diterima kalau Tidak Mengikuti Try Out pada Univesitas yang Dipilih 
Sebelum tes SBMPTN dilaksanakan banyak sekali Univesitas dan forum pendidikan mengadakan try out SBMPTN dan memakai mitos ini menjadi senjata mereka untuk menarik penerima yang banyak. Tidak diterima kalau tidak mengikuti try out pada universitas yang dipilih ialah mitos yang disalahgunakan oleh oknum yang ingin mengambil keuntungan.
Try Out SBMPTN yang bertujuan mengenalkan bagaimana pelaksanaan TES SBMPTN di salah artikan oleh penerima SBMPTN akhir mitos ini. Ikut atau tidaknya kalian pada try out tersebut tidak menghipnotis lolos atau tidaknya kalian.
Demikianlah tadi hal-hal yang harus kalian para pendaftar SBMPTN yang seharusnya diketahui, bahwa informasi yang disebutkan ialah mitos seputar SBMPTN. Infomasi ialah senjata penting dalam perang, ibaratkan SBMPTN ini ialah perang maka yang memegang banyak informasi ia lah pemenang dalam perang tersebut.

Butuh soal saintek: Klik disini
Butuh Soal Soshum: Klik disini
Ebook Materi Saintek: Klik disini
Ebook Materi Soshum: Klik disini
kisi-kisi SBMPTN 2018: Klik disini

Sumber https://www.gu-buk.net

Posting Komentar untuk "Mitos Sbmptn Yang Dihentikan Dipercaya"