Mesir Yang Megah
❂ Tanah subur hadiah sungai Nil
Ketika di Mesopotamia banyak kerajaan kota tumbuh dan berkembang, sekelompok petani membangun daerahnya sendiri di pinggir sungai Nil. Wilayah itu terbentang amat luas, sekitar 700 mil (1.100 kilometer) di selatan maritim Mediterania. Letaknya ketika ini di cuilan utara benua Afrika. Para petani itu sebelumnya mendiami wilayah yang panas, berdebu, dan kering. Mereka menyebut tempat itu sebagai deshret atau “tanah merah”. Mereka lantas mengetahui suatu fakta, ketika sungai nil meluap di demam isu hujan, ada lumpur lengket yang menutupi tanah di sepanjang tepian sungai Nil. Tanah yang tertutup lumpur itu ternyata sangat subur, dan kelompok petani itu kemudian pindah ke sana. Mereka menamainya, kemet alias “tanah hitam”. Wilayah itulah cikal bakal Mesir yang akan menjadi peradaban besar dan berkuasa selama lebih dari 3.000 tahun.
Selama periode 5000-3300 SM, kelompok petani itu menggali saluran untuk menanggulangi banjir dari sungai Nil dan mengairi sawah mereka. Sungai Nil begitu berperan dalam membuatkan pertanian dan kebudayaan masyarakat setempat. Banyak kalangan hingga ketika ini beropini bahwa peradaban Mesir merupakan “hadiah” dari sungai Nil. Kehidupan masyarakat di wilayah tersebut tidak mungkin berjalan tanpa dukungan air yang melimpah yang disediakan oleh sungai tersebut. Mulai dari kebutuhan irigasi untuk ladang gandum, anggur, serta bawang mereka, hingga pemanfaatan lumpur sungai untuk menciptakan kerajinan tembikar dan materi baku rumah tinggal, semuanya berasal dari sungai Nil.
❂ Bersatunya dua kerajaan kuno Mesir dan kelahiran dinasti Firaun
Ketika muncul dinasti Firaun, sebuah sebutan resmi untuk raja Mesir yang dianggap titisan Dewa, maka dimulailah proyek-proyek Piramida berikutnya yang tak kalah megah dan canggih. Kekuasaan Firaun sangat mutlak, akhir doktrin masyarakat Mesir bahwa mereka merupakan putra dari ilahi Ra, atau ilahi Matahari. Konon, rakyat biasa dilarang menatap Firaun langsung, dan kalau pun seseorang ingin mendekati Firaun, siapa pun beliau harus merangkak dan tidak diperbolehkan berjalan biasa ke arahnya. Tercatat 31 dinasti menyandang status Firaun untuk setiap rajanya yang naik tahta, sebelum karenanya kerajaan itu melemah dan takluk di tahun 323 SM oleh serangan Alexander yang Agung dari kerajaan Macedonia.
❂ Tutankhamun, sang Firaun terbesar
Tutankhamun sendiri populer lantaran ia Firaun satu- satunya yang naik tahta ketika masih anak-anak. Pada masa kekuasaannya, Mesir mencapai puncak kekuasaan. Tapi intrik politik menciptakan ia terbunuh, kemungkinan besar oleh saudaranya Ay yang berkonspirasi dengan jenderal Horemheb. Ia meninggalkan seorang istri, saudara tirinya sendiri, Ankhsenamun. Saat meninggal, Tutankhamun gres berusia 18 tahun.
Tutankhamun dimakamkan di Lembah Luxor, sebuah ceruk di tebing bersahabat sungai Nil, yang dibangun khusus untuk pemakaman keluarga Firaun dan pejabat penting kerajaan. Banyak aroma mistis terkait makam Tutankhamun. Seperti lazimnya makam raja-raja Mesir, di dalam makam ditimbun embel-embel dan harta benda lain yang sangat banyak. Oleh lantaran itu, ada banyak pencoleng yang masuk dan menjarah perhiasan- embel-embel tersebut. Konon hanya makam Tutankhamun lah yang tidak pernah tersentuh oleh siapa pun selama berabad-abad. Hingga akhirnya, makam Tutankhamun di Luxor ditemukan oleh arkeolog Inggris, Howard Carter tahun 1922, dan ia menemukan 5000 benda, termasuk goresan hingga embel-embel emas. Selama periode 5000-3300 SM, kelompok petani itu menggali saluran untuk menanggulangi banjir dari sungai Nil dan mengairi sawah mereka. Sungai Nil begitu berperan dalam membuatkan pertanian dan kebudayaan masyarakat setempat. Banyak kalangan hingga ketika ini beropini bahwa peradaban Mesir merupakan “hadiah” dari sungai Nil. Kehidupan masyarakat di wilayah tersebut tidak mungkin berjalan tanpa dukungan air yang melimpah yang disediakan oleh sungai tersebut. Mulai dari kebutuhan irigasi untuk ladang gandum, anggur, serta bawang mereka, hingga pemanfaatan lumpur sungai untuk menciptakan kerajinan tembikar dan materi baku rumah tinggal, semuanya berasal dari sungai Nil.
❂ Bersatunya dua kerajaan kuno Mesir dan kelahiran dinasti Firaun
Piramida Giza
Komunitas petani di Mesir bermetamorfosis sebuah kerajaan kecil, lengkap dengan rajanya sendiri. Sejak 3300 SM, kerajaan itu mempunyai tradisi untuk menguburkan raja mereka yang kaya ke dalam sebuah kuburan berbentuk kotak besar dari kerikil bata yang dinamakan Mastabas. Perkembangan pesat peradaban masyarakat di sana menciptakan kerajaan kecil itu pecah menjadi dua. Ada Mesir Atas dan ada Mesir Bawah. Tahun 3100 SM, raja Menes dari Mesir Atas menyerbu Mesir Bawah, dan menyatukannya menjadi satu kerajaan besar lagi. Ibu kota kerajaan Mesir bersatu itu berada di Memphis. Raja Menes memulai sebuah periode dinasti penguasa Mesir yang pertama selama hampir 400 tahun lamanya. Barusetelah dinasti Meneshabis, muncul dinasti gres dan bentuk kerajaan yang lebih besar di periode waktu 2649-2134 SM. Pada masa Raja Zoser (2630-2611 SM), muncul bangunan pertama khas Mesir yang akan kondang hingga zaman ini, yaitu Piramida, di Sakkara. Bangunan bertingkat berbentuk Limas yang disusun dari kerikil itu berfungsi untuk menguburkan raja beserta harta bendanya. Ketika muncul dinasti Firaun, sebuah sebutan resmi untuk raja Mesir yang dianggap titisan Dewa, maka dimulailah proyek-proyek Piramida berikutnya yang tak kalah megah dan canggih. Kekuasaan Firaun sangat mutlak, akhir doktrin masyarakat Mesir bahwa mereka merupakan putra dari ilahi Ra, atau ilahi Matahari. Konon, rakyat biasa dilarang menatap Firaun langsung, dan kalau pun seseorang ingin mendekati Firaun, siapa pun beliau harus merangkak dan tidak diperbolehkan berjalan biasa ke arahnya. Tercatat 31 dinasti menyandang status Firaun untuk setiap rajanya yang naik tahta, sebelum karenanya kerajaan itu melemah dan takluk di tahun 323 SM oleh serangan Alexander yang Agung dari kerajaan Macedonia.
❂ Tutankhamun, sang Firaun terbesar
Tutankhamun
Dari banyak Firaun yang pernah berkuasa di kerajaan Mesir, satu nama dikenal sebagai salah satu raja terbesar, selain Ramses II (1290-1224 SM), ialah Tutankhamun. Masa berkuasanya terjadi dari tahun 1347 hingga 1339 SM. Tutankhamun ialah anak dari raja Akhenaten. Ibu Tutankhamun ialah ratu Nefertiti yang populer lantaran bersama suaminya, menghapuskan cara pemujaan dewa-dewa Mesir kuno yang jumlahnya banyak, menjadi hanya menyembah satu ilahi saja, yaitu Ra, atau ilahi matahari. Ayah dan ibu Tutankhamun jugalah yang memindahkan ibu kota Mesir ke Armarna. Tutankhamun sendiri populer lantaran ia Firaun satu- satunya yang naik tahta ketika masih anak-anak. Pada masa kekuasaannya, Mesir mencapai puncak kekuasaan. Tapi intrik politik menciptakan ia terbunuh, kemungkinan besar oleh saudaranya Ay yang berkonspirasi dengan jenderal Horemheb. Ia meninggalkan seorang istri, saudara tirinya sendiri, Ankhsenamun. Saat meninggal, Tutankhamun gres berusia 18 tahun.
Lukisan ijab kabul orang Mesir kuno
❂ Kehidupan masyarakat Mesir Masyarakat Mesir mirip keluarga para rajanya, sangat memerhatikan penampilan. Semua orang mempergunakan perhiasan. Jika masyarakat yang kaya menggunakan embel-embel dari permata atau emas, maka yang miskin akan memanfaatkan tembaga atau faince (kuarsa, materi pembuat kaca) untuk dijadikan perhiasan. Mereka semua juga selalu menggunakan pakaian, dan uniknya, gaya berpakaian bangsa Mesir tidak pernah berubah selama ribuan tahun. Gaya pakaian untuk laki-laki biasanya ialah melilitkan semacam kain linen warna putih di pinggang, yang akan ibarat rok zaman sekarang. Sementara perempuan Mesir menggunakan gaun panjang tipis dan memanfaatkan krim pelembap, serta mengecat kuku dan memberi pewarna bibir, mirip lipstick di masa sekarang.
Masyarakat Mesir baik dari golongan raja atau tidak, mementingkan kehidupan berkeluarga. Bagi mereka mempunyai banyak anak merupakan keharusan. Rata-rata orang Mesir menyukai musik, tarian, pesta, juga pawai-pawai yang meriah. Orang biasa di Mesir rata- rata mempunyai satu rumah dengan kamar yang jumlahnya biasanya hanya tiga buah. Sepertinya, satu-satunya unsur masyarakat yang tidak mencicipi pola hidup mirip itu hanyalah budak, lantaran mereka dijadikan pelayan oleh keluarga kerajaan maupun masyarakat biasa.
Masyarakat Mesir juga sangat memercayai sihir dan dewa-dewa. Banyak kuil didirikan untuk memuja dewa- ilahi tersebut. Kebanyakan ilahi digambarkan sebagai insan berkepala burung elang, atau berkepala jackal (anjing hutan). Salah satu pola monumen untuk memuja ilahi mereka yang populer ialah patung Sphinx di tempat Giza, bersahabat dengan Piramida Giza yang terbesar. Sphinx dipercaya merupakan ilahi yang menjaga masyarakat Mesir, dan digambarkan sebagai insan berkepala singa. Sampai sekarang, patung itu masih tegak berdiri, hanya saja, oleh alasannya ialah yang sangat misterius dan masih menjadi perdebatan sejarawan dan arkeolog, kini hidung Sphinx hilang separuh.
❂ Hieroglif yang misterius
Hieroglif
Peradaban Mesir merupakan peradaban yang sudah mengenal tulisan. Arkeolog memperkirakan goresan pena di Mesir berkembang pada periode 3300 hingga 3100 SM, yang disebabkan kekerabatan mereka dengan bangsa Sumeria yang lebih maju. Nama Hieroglif sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya ialah “tulisan yang suci”. Sementara itu, masyarakat Mesir menamai goresan pena mereka sebagai “kata-kata dari dewa”, lantaran mereka percaya bangsa Mesir diberi pengetahuan soal tulis- menulis dari ilahi Toth. Hieroglif sekilas terlihat mirip kolom-kolom yang berisi gambar-gambar kecil dalam bermacam-macam bentuk. Jangan merasa gundah jikalau kau tidak bisa membacanya. Kenapa? Karena pada zaman Mesir kuno dahulu, kebanyakan orang juga tidak bisa membaca dan menuliskannya. Hanya mereka yang terlatih sebagai juru tulis istana yang bisa membaca sekaligus menulisnya. Orang-orang yang bisa menulis ini digaji sangat tinggi oleh kalangan aristokrat dan pejabat. Kabarnya, mereka satu-satunya pekerja yang dibebaskan dari pajak oleh Firaun. Seiring hancurnya peradaban Mesir, hilang pula orang-orang yang mempunyai kemampuan membaca goresan pena unik tersebut.
Mungkin insan modern tidak akan bisa membaca hieroglif, jikalau pada tahun 1799 pasukan Kaisar Prancis, Napoleon, tidak menemukan sebuah lempengan kerikil yang berisi huruf-huruf mirip hieroglif di tempat Rosetta, Mesir. Oleh spesialis berjulukan Jean Francois Champollion, batuitu dipelajari dania menemukansebuah fakta bahwa hieroglif ialah sebuah perlambang karakter yang bisa dibaca, tidak sekadar dipahami gambarnya. Jadilah kerikil yang kini disebut kerikil Rosetta itu panduan bagi setiap orang yang ingin membaca hieroglif.
❂ Piramida dan budaya Mesir Memperlakukan orang mati
Orang Mesir kuno percaya bahwa maut bukanlah sebuah akhir. Kehidupan ketika ini akan tetap berafiliasi dengan alam setelah mati. Ditambah lagi, orang Mesir percaya bahwa setiap orang mempunyai tiga unsur pembentuk jiwa, yaitu ka, ba, dan akh. Agar unsur- unsur itu tetap terjaga, badan si insan harus tetap dalam keadaan baik pula. Hal-hal itu yang menciptakan orang Mesir kuno mempunyai tradisi membalsem mayat alias mengawetkannya. Proses pembalseman itu dimulai dengan cara mengeluarkan seluruh organ dalam si mayat lewat lubang-lubang tubuh. Kemudian, mayat ditaburi garam dan dikeringkan dengan serbuk damar yang dicampuri natron. Usai dikeringkan, maka badan akan dililiti linen di seluruh badan dan menjadi mayat terbungkus yang kita sebut mummy. Akan tetapi, jangan dikira semua orang di Mesir diawetkan. Karena biayanya yang mahal, hanya keluarga kerajaan atau orang kaya saja yang bisa melaksanakan itu semua.
Para Firaun lebih “gila” lagi, mereka tidak hanya ingin diawetkan. Mereka juga mempunyai tradisi untuk membangun sebuah kuburan yang dilengkapi kemudahan megah dan dibekali dengan banyak harta. Mereka percaya bahwa mereka butuh panduan dan bekal selama berada di alam baka. Komplek kuburan megah berbentuk limas itulah yang disebut Piramida. Setiap proyek pembangunan Piramida bisa dipastikan ialah proyek kolosal, lantaran memerlukan ribuan budak yang dipaksa bekerja siang dan malam, selama bertahun-tahun untuk membangun kuburan kerikil yang tinggi dan besar itu. Kemungkinan besar, banyak insinyur Mesir kuno yang dikerahkan lantaran desain dalam Piramida sangat rumit, penuh ruangan rahasia, labirin, serta jebakan sebelum karenanya mencapai komplek makam rajanya sendiri.
❂ Cleopatra, ratu terakhir
Cleopatra
Hingga tahun 69 SM, kerajaan Mesir masih ada. Namun, kerajaan itu tidak lagi berdaulat lantaran sudah ditaklukkan oleh Jenderal Macedonia yang terkenal, Alexander yang Agung. Di masa-masa usai penaklukan, yang berkuasa di Mesir ialah anak buah Alexander yang berjulukan Jenderal Ptolemy. Darigaris keturunan Ptolemy, Cleopatra lahir. Ia dikenal sebagai gadis aristokrat yang sangat cerdas, konon juga anggun jelita. Namun, soal kecantikan itu masih simpang siur. Demikian pula soal ras. Kemungkinan besar, lantaran berasal dari keluarga pencampuran antara ras kulit putih Macedonia dengan suku orisinil Mesir yang berkulit gelap, maka Cleopatra juga mempunyai warna kulit pencampuran mirip itu. Ia menjadi ratu tahun 51 SM ketika ayahnya wafat bersamaan dengan adik tirinya, yang kebetulan juga berjulukan Ptolemy, naik tahta sebagai raja. Intrik politik sempat membuatnya terusir dari kerajaan. Pelakunya ialah wali Ptolemy, keluarga tiri Cleopatra. Pada ketika Cleopatra hidup, Macedonia yang berkuasa di sepanjang Eropa dan Asia, sudah digantikan posisinya oleh kerajaan RomawiKuno. Merasa terdesak keadaan dan ingin mengembalikan tahtanya, Cleopatra karenanya berafiliasi dengan Julius Caesar, jenderal dan penguasa kerajaan Romawi yang tersohor. Caesar rupanya jatuh cinta pada Cleopatra, sehingga ia tanpa ragu, menyerang Mesir, menggulingkan keluarga Ptolemy, dan mengakibatkan Cleopatra ratu tunggal kerajaan Mesir.
Berkat pertolongan itu, Cleopatra dan Caesar makin intim berafiliasi hingga karenanya menikah. Mereka mempunyai anak berjulukan Caesarion. Kehidupan Cleopatra pada masa ijab kabul dengan Caesar selalu berpindah- pindah dari Mesir ke Romawi, atau sebaliknya, lantaran Caesar sering kali mengundangnya tiba ke Roma. Aktivitas itu terpaksa berakhir ketika Caesar terbunuh tahun 44 SM. Masa berkabung Cleopatra tidak lama. Usai Caesar tewas, Roma bergolak dan banyak jenderal saling berebut tahta, salah satunya ialah Mark Antony. Ketika ia tiba ke Mesir untuk meminta bantuan, tak disangka, ia jatuh cinta pada Cleopatra. Jadilah mereka menikah, dan mempunyai tiga orang anak.
Gabungan antara Cleopatra dan Mark Antony ialah komplotan politik yang sangat kuat dan ambisius. Keduanya berupaya mengambil alih kekaisaran Romawi. Sayangnya perjuangan mereka digagalkan oleh jenderal yang berjulukan Octavian. Dalam pengejaran yang dilakukan oleh Octavian hingga Alexandria (kota pelabuhan yang diberi nama sama mirip Alexander yang Agung, dan kini menjadi tempat bagi universitas paling bergengsi di Mesir, Al-Azhar), Cleopatra melaksanakan tipu kecerdikan kancil dan menyampaikan bahwa ia meninggal. Kabar itu ditanggapi serius oleh Mark Antony, sehingga ia bunuh diri lantaran duka mengetahui kabar istrinya meninggal.
Mengetahui suaminya meninggal, Cleopatra tidak mempunyai pilihan lain kecuali berdamai dan meminta maaf pada Octavian. Akan tetapi, rupanya anjuran itu ditolak oleh Octavian mentah-mentah. Merasa tersudut, Cleopatra memutuskan bunuh diri untuk menjaga martabatnya. Kematiannya terjadi tahun 30 SM. Dengan meninggalnya Cleopatra, peradaban Mesir yang terbentang selama 3.000 tahun ikut runtuh sepenuhnya. Sebuah peradaban benua Afrika yang sangat kaya, mewah, dan juga kolosal di pinggir sungai Nil, yang jejaknya masih bisa kita temui hingga sekarang. Banyak teolog juga yang memperkirakan bahwa kebudayaan Mesirpantas dikenang, lantaran ia memberi fondasi konsep penyembahan satu tuhan, yang di masa-masa berikutnya besar lengan berkuasa terhadap kelahiran agama Samawi, mirip Yahudi, Kristen, dan Islam.
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Mesir Yang Megah"