Marie Antoinette
"16 Oktober, pukul empat tiga puluh pagi. Ini ialah suratku yang terakhir kepadamu, Dik. Baru saja saya dijatuhi sanksi mati. Tetapi, bukan kematian yang memalukan. Sebab. mati yang memalukan itu alasannya ialah kejahatan, sedangkan saya pergi hendak menyusul saudaramu. Sepertia ia, saya pun tidak bersalah. Aku ingin mengatakan keteguhan hatiku juga yang telah diperlihatkannya pada selesai hayatnya itu..."
Petikan tersebut ialah penggalan surat yang ditulis Marie Antoniette pada dini hari sebelum ia menjalani sanksi mati. Ia menulis surat untuk saudara-saudaranya atas derma sipir penjara yang menyediakan pena, tinta, dan kertas secara sembunyi-sembunyi. Pada pecahan selesai suratnya, ia menyatakan bahwa ia mengampuni musuh-musuh yang berbuat jahat kepadanya dan berpesan semoga anak-anaknya tidak diajari untuk membalas dendam atas kematiannya.
Surat itu diakhir tiba-tiba tanpa tanda tangan Marie Antoniette, kemudian dititipkan kepada penjara. Namun sayangnya, surat tersebut gres diketahui 20 tahun kemudian, setelah orang-orang yang tertulis dalam surat itu sudah tiada, termasuk andal waris putra mahkota, Louis XVI. Kejadian ini sungguh tragis. Tetapi, tak ada yang menyangka kalau keluarga ningrat Bourbon ternyata naik tahta kembali setelah Louis XVIII berkuasa, sempurna sehabis Napoleon Bonaparte lengser.
Marie Antoniette ialah putri ningrat Austria, yakni Kaisar Romawi Suci, Francis I dan istrinya Ratu Maria Theresa. Ia lahir dengan nama lengkap Maria Antonia Josepha Johanna von Habsburg-Lothringen di Vienna, Austria pada tanggal 2 November 1755. Namun, ia lebih dikenal sebagai Marie Antoinette setelah menikah dengan Raja Louis XVI dari Prancis dikala ia berusia 14 tahun.
Sayangnya, aneka macam ciri negatif yang menempel pada Marie Antoinette. Ia populer sebagai seorang ratu yang suka berfoya-foya, terutama di istana Trianon dan berhura-hura setiap malam sampai fajar tiba. Di samping itu, ia juga memiliki sifat lemah, angkuh, self indulgent, tidak suka berpolitik, tidak suka membaca, serta tidak pernah selsai membaca surat-surat penting kerajaan. Konon, kecintaan sang ratu yang berlebihan terhadap busana inilah yang menginspirasi Prancis menjadi negeri fashion sampai ini.
Marie Antoinette dikenang sebagai pemicu revolusi dan runtuhnya kerajaan, walaupun bergotong-royong monarki Prancis sudah runtuh semenjak ia menjadi seorang ratu dari seorang raja yang lemah, yakni memiliki abjad selalu ragu-ragu, sulit mengambil keputusan, terlalu baik, dan lain sebagainya. Lengkaplah kebobrokan istana, apalagi ditambah dengan pejabat-pejabat istana lain yang oportunis, mencari peluang karier di depan Raja Louis XVI, atau mengadu domba di depan Marie Antoinette.
Tahun berikutnya, pada bulan Juni 1791, Louis XVI dan Marie Antoinette kabur ke Varennes dengan bantua seorang ningrat Swedia, Axel von Fersen, yang merupakan sobat bersahabat Antoinette. Namun, perjuangan kabur dari Istana Versailles tersebut gagal dan alhasil mereka dipenjara.
Sebenarnya, Mahkamah Revolusi sudah menyatakan Marie Antoinette bersalah dan harus dieksekusi mati jauh sebelum pengadilan yang melelahkan terhadapnya terjadi. Sebab, bila tidak dilakukan, maka para hakim, penuntut, dan semua yang membelanya akan menghadapi pisau guillotine. Pada tanggal 16 Oktober 1793, alhasil ia menghembuskan napas terakhirnya dengan ketajaman pisau guillotine dan dimakamkan bersama suaminya di makam kerajaan Saint Denis, Basilica, Paris.
Petikan tersebut ialah penggalan surat yang ditulis Marie Antoniette pada dini hari sebelum ia menjalani sanksi mati. Ia menulis surat untuk saudara-saudaranya atas derma sipir penjara yang menyediakan pena, tinta, dan kertas secara sembunyi-sembunyi. Pada pecahan selesai suratnya, ia menyatakan bahwa ia mengampuni musuh-musuh yang berbuat jahat kepadanya dan berpesan semoga anak-anaknya tidak diajari untuk membalas dendam atas kematiannya.
Surat itu diakhir tiba-tiba tanpa tanda tangan Marie Antoniette, kemudian dititipkan kepada penjara. Namun sayangnya, surat tersebut gres diketahui 20 tahun kemudian, setelah orang-orang yang tertulis dalam surat itu sudah tiada, termasuk andal waris putra mahkota, Louis XVI. Kejadian ini sungguh tragis. Tetapi, tak ada yang menyangka kalau keluarga ningrat Bourbon ternyata naik tahta kembali setelah Louis XVIII berkuasa, sempurna sehabis Napoleon Bonaparte lengser.
Marie Antoniette ialah putri ningrat Austria, yakni Kaisar Romawi Suci, Francis I dan istrinya Ratu Maria Theresa. Ia lahir dengan nama lengkap Maria Antonia Josepha Johanna von Habsburg-Lothringen di Vienna, Austria pada tanggal 2 November 1755. Namun, ia lebih dikenal sebagai Marie Antoinette setelah menikah dengan Raja Louis XVI dari Prancis dikala ia berusia 14 tahun.
Sayangnya, aneka macam ciri negatif yang menempel pada Marie Antoinette. Ia populer sebagai seorang ratu yang suka berfoya-foya, terutama di istana Trianon dan berhura-hura setiap malam sampai fajar tiba. Di samping itu, ia juga memiliki sifat lemah, angkuh, self indulgent, tidak suka berpolitik, tidak suka membaca, serta tidak pernah selsai membaca surat-surat penting kerajaan. Konon, kecintaan sang ratu yang berlebihan terhadap busana inilah yang menginspirasi Prancis menjadi negeri fashion sampai ini.
Marie Antoinette dikenang sebagai pemicu revolusi dan runtuhnya kerajaan, walaupun bergotong-royong monarki Prancis sudah runtuh semenjak ia menjadi seorang ratu dari seorang raja yang lemah, yakni memiliki abjad selalu ragu-ragu, sulit mengambil keputusan, terlalu baik, dan lain sebagainya. Lengkaplah kebobrokan istana, apalagi ditambah dengan pejabat-pejabat istana lain yang oportunis, mencari peluang karier di depan Raja Louis XVI, atau mengadu domba di depan Marie Antoinette.
Setelah kelahiran anaknya, terutama yang menjadi dauphin(putra mahkota), menciptakan Marie Antoinette mengurangi sifat buruknya. Tetapi, situasi politik sudah berubah. Saat itu, Bastille sudah runtuh, istana sudah lumpuh, kaum borjuis meneriakan kebebasan, kaum proletar meneriakan revolusim dan rakyat semakin kelaparan. Bahkan, Austria pun mustahil menyelamatkan dirinya alasannya ialah Revolusi Prancis telah menyatakan perang kepada Austria.
Tahun berikutnya, pada bulan Juni 1791, Louis XVI dan Marie Antoinette kabur ke Varennes dengan bantua seorang ningrat Swedia, Axel von Fersen, yang merupakan sobat bersahabat Antoinette. Namun, perjuangan kabur dari Istana Versailles tersebut gagal dan alhasil mereka dipenjara.
Sebenarnya, Mahkamah Revolusi sudah menyatakan Marie Antoinette bersalah dan harus dieksekusi mati jauh sebelum pengadilan yang melelahkan terhadapnya terjadi. Sebab, bila tidak dilakukan, maka para hakim, penuntut, dan semua yang membelanya akan menghadapi pisau guillotine. Pada tanggal 16 Oktober 1793, alhasil ia menghembuskan napas terakhirnya dengan ketajaman pisau guillotine dan dimakamkan bersama suaminya di makam kerajaan Saint Denis, Basilica, Paris.
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Marie Antoinette"