Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kaftan, Warisan Budaya Pakaian Khas Mesopotamia

Merunut  Columbia University & Encylopedia Iranica, busana  kaftan yang panjang ini sudah ada sejak peradaban Mesopotamia.

Ketika itu  para tentara mengenakan pakaian panjang di balik baju zirah mereka yang konon tidak sanggup ditembus pedang musuh, berkat kain tenun tebal berbantal benang sutra.

Kata kaftan sendiri berasal dari bahasa Persia, yang artinya pakaian tempur yang dikenakan tentara.

Referensi perihal kaftan muncul dalam seni dan sastra Persia di awal kala 600 SM dan penyair Persia, Ferdowsi yang menyebut kaftan dalam karyanya yang berjudul Shahnameh atau Kitab Raja-raja Persia.

Di luar medan perang, semua orang dari kelas petani hingga kelas atas menikmati kaftan. Strukturnya sederhana, memudahkan komplemen untuk tergantung.  Sama ibarat hari ini, kaftan dikenakan sebagai pakaian panjang dengan lengan tersampir, yang sanggup dililitkan dengan sabuk atau ikat pinggang.   

Penaklukan bangsa Arab membuat kaftan diperkenalkan ke Afrika Utara. Kelompok yang berbeda menafsirkan kaftan berdasarkan budaya dan tradisi keagamaan mereka.  Imperialisme Eropa membuat kontak dengan Timur, memungkinkan kaftan masuk ke lemari-lemari bangsa Barat.

Di Rusia kata kaftan dipakai untuk jenis pakaian, sejenis jas panjang laki-laki dengan lengan yang ketat. Warna yang paling sering dipakai yaitu biru.

Kaftan sutra Rusia, celana linen biru bergaris, sepatu bot berkuda, selempang sutra, topi bulu, dan cambuk yang selalu ada.

Di Afrika Barat, kaftan yaitu jubah pull-over yang sanggup dikenakan oleh laki-laki dan perempuan. Untuk perempuan disebut kaftan atau boubou, sementara untuk laki-laki disebut Senegalese kaftan.

Gaya kaftan berevolusi pada kala ke-18, menjadi gaun sepanjang mata kaki yang terbuka di bab depan, atau lebih dikenal sebagai banyan. Pada kala ke-20, imperialisme Eropa terhadap Afrika Utara mengalirkan ide ke para seniman Barat.

Desainer Eropa ibarat Paul Poiret dan Mariano Fortuny y Madrazo terinspirasi dari gaya kaftan Maroko dan Aljazair. Mereka membuat mantel dan gaun malam untuk perempuan barat.   

Halston dan Yves Saint Laurent mengadopsi gaya kaftan menjadi simbol kaum elit bohemian yang menyusup ke mode arus utama di tahun 1970-an.
Kaftan berubah seiring waktu, dengan teladan dan hiasan bermacam-macam yang memperlihatkan kesan feminin. Para pemakainya mulai dari bintang muda di karpet merah, diplomat di program State Dinner (Jamuan Kenegaraan), hingga pameran musik ekspresi dominan panas (sejenis Coachella).


sumber: OA Historypedia Line
penulis: Hurrem Sultan

Sumber https://www.gu-buk.net

Posting Komentar untuk "Kaftan, Warisan Budaya Pakaian Khas Mesopotamia"