Alasan Jepang Mengalah Kepada Sekutu
Alasan Jepang untuk mengalah memang banyak, antara lain:
- Ada serangan Uni Soviet ke Manchuria yang memporak-porandakan Kwantung Army, pasukan darat Jepang yang terkuat.
- Ada juga dua bom atom yang telah diledakkan diatas kota Hiroshima dan Nagasaki.
- Jangan lupa pengeboman konvensional oleh AS yang dilakukan semenjak 1944 dan telah memporak-porandakan kota-kota Jepang.
Akan tetapi, sanggup dilihat bahwa bahaya invasi oleh AS dan Sekutu Barat dianggap sebagai bahaya yang lebih besar daripada serangan Soviet. Lagipula, memang masuk nalar apabila Jepang lebih takut kepada AS, Inggris, dan Sekutu Barat lantaran merekalah yang bisa menyerang Jepang secara langsung. Alasannya yakni lantaran Sekutu Barat mempunyai superioritas bahari dan udara yang tidak dimiliki oleh Uni Soviet di Front Pasifik.
Ancaman serangan Soviet ke Kepulauan Jepang sendiri jauh lebih kecil, lantaran kemampuan AL Soviet di Pasifik minim lantaran sebagian besar dari industri perang Uni Soviet dialihkan untuk melawan Jerman di darat. Walaupun begitu, kekalahan Kwantung Army oleh Uni Soviet mensugesti faksi AD Jepang/IJA sehingga mereka lebih sanggup mendapatkan penyerahan Jepang.
Apabila kita lihat lagi, pimpinan perang Jepang yang sangat menentukan detik-detik menuju penyerahan Jepang terdiri dari 6 orang, yaitu:
- Perdana Menteri(Suzuki)
- Menteri Luar Negeri(Togo)
- Menteri AD(Anami)
- Menteri AL(Yonai)
- Kepala Staf Umum AD(Umezu)
- Kepala Staf Umum AL(Toyoda).
Secara umum, kabinet Jepang pada selesai PD II cenderung menentukan untuk melanjutkan perang hingga titik nadir. Dari keenam orang tersebut, hanya Yonai saja yang diketahui mempunyai impian untuk mengalah semenjak kekalahan Jepang pada Pertempuran Leyte Gulf. Walaupun begitu, sehabis serangan Soviet ke Manchuria dan meledaknya bom atom di Nagasaki, Suzuki dan Togo mulai condong kepada penyerahan, menyerupai Yonai. Sementara itu Anami, Toyoda dan Umezu tetap bersikeras untuk berperang hingga akhir.
Pada waktu siang hari di 9 Agustus 1945, seluruh kabinet pemerintahan Jepang mengadakan rapat dan menghabiskan 3 jam berdebat tanpa resolusi. Begitu pula pada pertemuan kedua dari sore hingga malam hari yang juga tak berujung pada sebuah keputusan. Setelah pertemuan kedua ini, PM Suzuki pun memperlihatkan untuk melaksanakan Konferensi Kekaisaran, dimana sang Kaisar ikut dalam rapat tersebut, tetapi tetap saja tidak terjadi sebuah konsensus.
Akhirnya, PM Suzuki pun bertanya kepada Kaisar Showa mengenai pendapatnya. Hirohito menentukan untuk mengakhiri perang antara Jepang dengan Sekutu lantaran ia melihat bahwa melanjutkan perang hanya akan berujung pada kehancuran Jepang. Menteri AL, Yonai, juga mengatakan pendapatnya bahwa dengan adanya bom atom dan serangan Soviet, penyerahan Jepang mempunyai alasan yang masuk nalar apabila rakyat mencoba mempertanyakan mengapa Jepang menyerah.
Keesokan harinya, pada tanggal 10, Jepang pun menjawab bahwa mereka akan mendapatkan Deklarasi Potsdam dengan syarat tidak ada perubahan dalam pemerintahan Jepang. Pada tanggal 12, pemerintah Sekutu mengirim tanggapan yang menekankan pada penyerahan tak bersyarat.
Pada tanggal 14, kabinet bertemu lagi dan Menteri Anami, serta Kepala Staf AD dan AL, Umezu dan Toyoda, tetap mencoba mensugesti sang Kaisar untuk tetap berperang. Walaupun begitu, Hirohito bersikeras untuk tetap menyerah. Akhirnya Jepang pun mengirim pernyataan bahwa mereka mendapatkan penyerahan tak bersyarat dan Hirohito pun merekam teks penyerahan di hari itu juga untuk diberitahukan pada keesokan harinya kepada rakyat Jepang.
Mengenai pemberontakan yang terjadi pada 12-15 Agustus untuk merebut rekaman pernyataan penyerahan Jepang kepada Sekutu, mereka memang gagal dalam mengambil rekaman tersebut dan salah satu jendral AD berhasil membujuk para pemberontak untuk kembali ke markasnya masing-masing.
Setelah rakyat Jepang mendengar rekaman tersebut pada 15 Agustus, sebagian besar tidak semua pribadi paham makna daripada rekaman itu lantaran teks tersebut ditulis dengan:
- Tidak menyebutkan kata 'menyerah' atau penyerahan sama sekali melainkan hanya menyatakan bahwa mereka akan mengakhiri perang.
- Ditulis dalam Bahasa Jepang Klasik yang tidak terlalu dimengerti oleh masyarakat.
Reaksi terhadap penyerahan Jepang kepada Sekutu di Jepang sendiri bervariasi. Ada yang tidak terlalu peduli dan melanjutkan hidup menyerupai biasa. Banyak juga yang bunuh diri dengan pedang atau memakai pistol dan granat. Ada yang menyesali nasib mereka bersahabat kediaman sang Kaisar.
Lalu, masih ada beberapa pertanyaan, apakah AS perlu meledakkan bom atom? Jawabannya susah didapatkan. Di satu sisi, bom atom disiratkan dalam teks penyerahan Jepang, sanggup disimpulkan bahwa bom atom mempercepat penyerahan Jepang. Di sisi yang lain, apabila pasukan Soviet tidak menghancurkan Kwantung Army, bisa saja para jenderal dan menteri AD Jepang tidak mendukung penyerahan Jepang dan pemberontakan yang lebih besar bisa terjadi.
Penyerahan Jepang ini bergotong-royong krusial kepada apakah Operation Downfall perlu dilaksanakan. Operation Downfall yakni penyerangan Sekutu ke Jepang yang dibagi menjadi:
- Operation Olympic(serangan kepada Kyushu)
- Operation Coronet(serangan kepada Honshu)
Operation Downfall akan melibatkan setidaknya 5 juta prajurit Sekutu dan 4 juta prajurit Jepang serta setidaknya 20 juta penduduk Jepang yang akan membantu mempertahankan Jepang. Taksiran korban terluka dan meninggal apabila Operation Downfall benar-benar dilaksanakan mencapai lebih dari 5 juta orang.
Setelah Jepang menyerah, pada 28 Agustus 1945 dimulailah Pendudukan/Okupasi Jepang oleh Sekutu yang dilaksanakan oleh AS dan didukung oleh Persemakmuran Inggris. Pada dikala Pendudukan Jepang, ada juga Tribunal Militer Internasional bagi Timur Jauh yang dilaksanakan untuk mengadili tokoh-tokoh Jepang pada PD II.
Upacara resmi penyerahan Jepang terjadi pada 2 September 1945 di USS Missouri, yang ditandatangani oleh:
1. Menteri Luar Negeri Mamoru Shigemitsu atas nama Kaisar Jepang dan Pemerintahan Jepang. Menteri Luar Negeri Togo telah mundur beberapa hari sebelumnya.
3. Jenderal Besar Douglas MacArthur sebagai Komandan Tertinggi Sekutu.
4. Laksamana Armada Laut Chester Nimitz untuk AS.
5. Jenderal Hsu Yung-chang untuk Cina.
6. Laksamana Bruce Fraser untuk Inggris
7. Letnan Jenderal Kuzma Derevyanko untuk Uni Soviet.
8. Jenderal Thomas Blamey untuk Australia.
9. Jenderal Philippe Leclerc untuk Prancis.
10. Kolonel Lawrence Moore untuk Kanada.
11. Letnan Laksamana C.E.L. Helfrich untuk Belanda.
12. Wakil Marsekal Udara Leonard M. Isitt untuk Selandia Baru.
Dan akhirnya, sehabis 6 tahun dan 1 hari semenjak Invasi Polandia oleh Jerman pada 1 September 1939, Perang Dunia II berakhir.
Sementara itu, semua jajahan Jepang yang diperoleh pada PD II dikembalikan kepada negara masing-masing. Jajahan Jepang yang diperoleh Jepang sebelum PD II dibagikan kepada Sekutu sebagai kompensasi, yaitu:
- AS: Okinawa, Kep. Amami, Kep. Ogasawara dan jajahan Jepang di Micronesia.
- Uni Soviet: Sakhalin dan Kep. Kuril.
- Inggris: Kep. Andaman dan Nicobar, Hong Kong dan Kep. Solomon.
- Republik Cina: Taiwan dan Penghu.
Pendudukan Jepang dimulai sehabis MacArthur tiba ke Jepang. MacArthur mengutamakan distribusi masakan lantaran ada kelaparan andal di Jepang yang berlangsung hingga 1947. Ia juga menginstruksikan biar prajurit Sekutu biar tidak memakan masakan milik Jepang yang langka serta hingga 1948, pengibaran Hinomaru tanpa izin tidak diperbolehkan. Pada 27 September, Hirohito dan MacArthur bertemu untuk pertama kalinya.
Tribunal Militer Internasional Timur Jauh yang dibuat untuk mengadili tokoh-tokoh Jepang pada PD II dimulai pada Januari 1946 dan akan dibahas di post lainnya apabila admin MacArthur rajin :P
Dampak pribadi dari Pendudukan Jepang adalah:
- Demilitarisasi Jepang. Walaupun begitu, pada 1954 dibuat Pasukan Bela Diri Jepang yang bertujuan mempertahankan Jepang dan diletakkan dalam kuasa Kepolisian Jepang.
- Pembaharuan Ekonomi Jepang. Tanah di Jepang yang sebelumnya dimiliki oleh tuan tanah dijual pada 1950-an kepada para petani dan pengusaha tanah.
- Demokratisasi. Setelah Pendudukan Jepang, perempuan diberikan hak menentukan dan para tahanan politik di Jepang dibebaskan.
- Hak buruh untuk melaksanakan perkumpulan dan agresi industrial dibuat.
Pada 8 September 1951, Konferensi San Francisco dilakukan sebagai perjanjian tenang antara Jepang dan 48 negara menandatanganinya. Aset Luar Negeri Jepang yang berjumlah
$25,300,000,000 dipindahtangankan kepada negara-negara Sekutu dan Jepang juga membayar $1,012,080,000 sebagai kompensasi kepada negara-negara Sekutu.
sumber: OA 21th Century History
Baca Juga Sejarah Jepang:
1. Perang Rusia-Jepang klik disini
2. Senjata Rahasia Jepang klik disini
3. Perang Cina Jepang Pertama, awal dominasi kekaisaran Jepang di Asia klik disini
4. Restorasi Meiji, Lompatan Besar Bangsa Timur klik disini
5. Militerisasi Bangsa Indonesia oleh Pemerintah Pendudukan Jepang klik disini
6. Shinsengumi, polisi khusus pelindung Shogun klik disini
7. Sejarah Anime, kultur Jepang yang populer diseluruh dunia klik disini
- Ada serangan Uni Soviet ke Manchuria yang memporak-porandakan Kwantung Army, pasukan darat Jepang yang terkuat.
- Ada juga dua bom atom yang telah diledakkan diatas kota Hiroshima dan Nagasaki.
- Jangan lupa pengeboman konvensional oleh AS yang dilakukan semenjak 1944 dan telah memporak-porandakan kota-kota Jepang.
Akan tetapi, sanggup dilihat bahwa bahaya invasi oleh AS dan Sekutu Barat dianggap sebagai bahaya yang lebih besar daripada serangan Soviet. Lagipula, memang masuk nalar apabila Jepang lebih takut kepada AS, Inggris, dan Sekutu Barat lantaran merekalah yang bisa menyerang Jepang secara langsung. Alasannya yakni lantaran Sekutu Barat mempunyai superioritas bahari dan udara yang tidak dimiliki oleh Uni Soviet di Front Pasifik.
Ancaman serangan Soviet ke Kepulauan Jepang sendiri jauh lebih kecil, lantaran kemampuan AL Soviet di Pasifik minim lantaran sebagian besar dari industri perang Uni Soviet dialihkan untuk melawan Jerman di darat. Walaupun begitu, kekalahan Kwantung Army oleh Uni Soviet mensugesti faksi AD Jepang/IJA sehingga mereka lebih sanggup mendapatkan penyerahan Jepang.
Apabila kita lihat lagi, pimpinan perang Jepang yang sangat menentukan detik-detik menuju penyerahan Jepang terdiri dari 6 orang, yaitu:
- Perdana Menteri(Suzuki)
- Menteri Luar Negeri(Togo)
- Menteri AD(Anami)
- Menteri AL(Yonai)
- Kepala Staf Umum AD(Umezu)
- Kepala Staf Umum AL(Toyoda).
Secara umum, kabinet Jepang pada selesai PD II cenderung menentukan untuk melanjutkan perang hingga titik nadir. Dari keenam orang tersebut, hanya Yonai saja yang diketahui mempunyai impian untuk mengalah semenjak kekalahan Jepang pada Pertempuran Leyte Gulf. Walaupun begitu, sehabis serangan Soviet ke Manchuria dan meledaknya bom atom di Nagasaki, Suzuki dan Togo mulai condong kepada penyerahan, menyerupai Yonai. Sementara itu Anami, Toyoda dan Umezu tetap bersikeras untuk berperang hingga akhir.
Pada waktu siang hari di 9 Agustus 1945, seluruh kabinet pemerintahan Jepang mengadakan rapat dan menghabiskan 3 jam berdebat tanpa resolusi. Begitu pula pada pertemuan kedua dari sore hingga malam hari yang juga tak berujung pada sebuah keputusan. Setelah pertemuan kedua ini, PM Suzuki pun memperlihatkan untuk melaksanakan Konferensi Kekaisaran, dimana sang Kaisar ikut dalam rapat tersebut, tetapi tetap saja tidak terjadi sebuah konsensus.
Akhirnya, PM Suzuki pun bertanya kepada Kaisar Showa mengenai pendapatnya. Hirohito menentukan untuk mengakhiri perang antara Jepang dengan Sekutu lantaran ia melihat bahwa melanjutkan perang hanya akan berujung pada kehancuran Jepang. Menteri AL, Yonai, juga mengatakan pendapatnya bahwa dengan adanya bom atom dan serangan Soviet, penyerahan Jepang mempunyai alasan yang masuk nalar apabila rakyat mencoba mempertanyakan mengapa Jepang menyerah.
Keesokan harinya, pada tanggal 10, Jepang pun menjawab bahwa mereka akan mendapatkan Deklarasi Potsdam dengan syarat tidak ada perubahan dalam pemerintahan Jepang. Pada tanggal 12, pemerintah Sekutu mengirim tanggapan yang menekankan pada penyerahan tak bersyarat.
Pada tanggal 14, kabinet bertemu lagi dan Menteri Anami, serta Kepala Staf AD dan AL, Umezu dan Toyoda, tetap mencoba mensugesti sang Kaisar untuk tetap berperang. Walaupun begitu, Hirohito bersikeras untuk tetap menyerah. Akhirnya Jepang pun mengirim pernyataan bahwa mereka mendapatkan penyerahan tak bersyarat dan Hirohito pun merekam teks penyerahan di hari itu juga untuk diberitahukan pada keesokan harinya kepada rakyat Jepang.
Mengenai pemberontakan yang terjadi pada 12-15 Agustus untuk merebut rekaman pernyataan penyerahan Jepang kepada Sekutu, mereka memang gagal dalam mengambil rekaman tersebut dan salah satu jendral AD berhasil membujuk para pemberontak untuk kembali ke markasnya masing-masing.
Setelah rakyat Jepang mendengar rekaman tersebut pada 15 Agustus, sebagian besar tidak semua pribadi paham makna daripada rekaman itu lantaran teks tersebut ditulis dengan:
- Tidak menyebutkan kata 'menyerah' atau penyerahan sama sekali melainkan hanya menyatakan bahwa mereka akan mengakhiri perang.
- Ditulis dalam Bahasa Jepang Klasik yang tidak terlalu dimengerti oleh masyarakat.
Reaksi terhadap penyerahan Jepang kepada Sekutu di Jepang sendiri bervariasi. Ada yang tidak terlalu peduli dan melanjutkan hidup menyerupai biasa. Banyak juga yang bunuh diri dengan pedang atau memakai pistol dan granat. Ada yang menyesali nasib mereka bersahabat kediaman sang Kaisar.
Lalu, masih ada beberapa pertanyaan, apakah AS perlu meledakkan bom atom? Jawabannya susah didapatkan. Di satu sisi, bom atom disiratkan dalam teks penyerahan Jepang, sanggup disimpulkan bahwa bom atom mempercepat penyerahan Jepang. Di sisi yang lain, apabila pasukan Soviet tidak menghancurkan Kwantung Army, bisa saja para jenderal dan menteri AD Jepang tidak mendukung penyerahan Jepang dan pemberontakan yang lebih besar bisa terjadi.
Penyerahan Jepang ini bergotong-royong krusial kepada apakah Operation Downfall perlu dilaksanakan. Operation Downfall yakni penyerangan Sekutu ke Jepang yang dibagi menjadi:
- Operation Olympic(serangan kepada Kyushu)
- Operation Coronet(serangan kepada Honshu)
Operation Downfall akan melibatkan setidaknya 5 juta prajurit Sekutu dan 4 juta prajurit Jepang serta setidaknya 20 juta penduduk Jepang yang akan membantu mempertahankan Jepang. Taksiran korban terluka dan meninggal apabila Operation Downfall benar-benar dilaksanakan mencapai lebih dari 5 juta orang.
Setelah Jepang menyerah, pada 28 Agustus 1945 dimulailah Pendudukan/Okupasi Jepang oleh Sekutu yang dilaksanakan oleh AS dan didukung oleh Persemakmuran Inggris. Pada dikala Pendudukan Jepang, ada juga Tribunal Militer Internasional bagi Timur Jauh yang dilaksanakan untuk mengadili tokoh-tokoh Jepang pada PD II.
Upacara resmi penyerahan Jepang terjadi pada 2 September 1945 di USS Missouri, yang ditandatangani oleh:
1. Menteri Luar Negeri Mamoru Shigemitsu atas nama Kaisar Jepang dan Pemerintahan Jepang. Menteri Luar Negeri Togo telah mundur beberapa hari sebelumnya.
2. Kepala Staf Umum AD Yoshijiro Umezu atas perintah dan atas nama Markas Umum Kekaisaran Jepang.
3. Jenderal Besar Douglas MacArthur sebagai Komandan Tertinggi Sekutu.
4. Laksamana Armada Laut Chester Nimitz untuk AS.
5. Jenderal Hsu Yung-chang untuk Cina.
6. Laksamana Bruce Fraser untuk Inggris
7. Letnan Jenderal Kuzma Derevyanko untuk Uni Soviet.
8. Jenderal Thomas Blamey untuk Australia.
9. Jenderal Philippe Leclerc untuk Prancis.
10. Kolonel Lawrence Moore untuk Kanada.
11. Letnan Laksamana C.E.L. Helfrich untuk Belanda.
12. Wakil Marsekal Udara Leonard M. Isitt untuk Selandia Baru.
Dan akhirnya, sehabis 6 tahun dan 1 hari semenjak Invasi Polandia oleh Jerman pada 1 September 1939, Perang Dunia II berakhir.
Sementara itu, semua jajahan Jepang yang diperoleh pada PD II dikembalikan kepada negara masing-masing. Jajahan Jepang yang diperoleh Jepang sebelum PD II dibagikan kepada Sekutu sebagai kompensasi, yaitu:
- AS: Okinawa, Kep. Amami, Kep. Ogasawara dan jajahan Jepang di Micronesia.
- Uni Soviet: Sakhalin dan Kep. Kuril.
- Inggris: Kep. Andaman dan Nicobar, Hong Kong dan Kep. Solomon.
- Republik Cina: Taiwan dan Penghu.
Pendudukan Jepang dimulai sehabis MacArthur tiba ke Jepang. MacArthur mengutamakan distribusi masakan lantaran ada kelaparan andal di Jepang yang berlangsung hingga 1947. Ia juga menginstruksikan biar prajurit Sekutu biar tidak memakan masakan milik Jepang yang langka serta hingga 1948, pengibaran Hinomaru tanpa izin tidak diperbolehkan. Pada 27 September, Hirohito dan MacArthur bertemu untuk pertama kalinya.
Tribunal Militer Internasional Timur Jauh yang dibuat untuk mengadili tokoh-tokoh Jepang pada PD II dimulai pada Januari 1946 dan akan dibahas di post lainnya apabila admin MacArthur rajin :P
Dampak pribadi dari Pendudukan Jepang adalah:
- Demilitarisasi Jepang. Walaupun begitu, pada 1954 dibuat Pasukan Bela Diri Jepang yang bertujuan mempertahankan Jepang dan diletakkan dalam kuasa Kepolisian Jepang.
- Pembaharuan Ekonomi Jepang. Tanah di Jepang yang sebelumnya dimiliki oleh tuan tanah dijual pada 1950-an kepada para petani dan pengusaha tanah.
- Demokratisasi. Setelah Pendudukan Jepang, perempuan diberikan hak menentukan dan para tahanan politik di Jepang dibebaskan.
- Hak buruh untuk melaksanakan perkumpulan dan agresi industrial dibuat.
Pada 8 September 1951, Konferensi San Francisco dilakukan sebagai perjanjian tenang antara Jepang dan 48 negara menandatanganinya. Aset Luar Negeri Jepang yang berjumlah
$25,300,000,000 dipindahtangankan kepada negara-negara Sekutu dan Jepang juga membayar $1,012,080,000 sebagai kompensasi kepada negara-negara Sekutu.
sumber: OA 21th Century History
Baca Juga Sejarah Jepang:
1. Perang Rusia-Jepang klik disini
2. Senjata Rahasia Jepang klik disini
3. Perang Cina Jepang Pertama, awal dominasi kekaisaran Jepang di Asia klik disini
4. Restorasi Meiji, Lompatan Besar Bangsa Timur klik disini
5. Militerisasi Bangsa Indonesia oleh Pemerintah Pendudukan Jepang klik disini
6. Shinsengumi, polisi khusus pelindung Shogun klik disini
7. Sejarah Anime, kultur Jepang yang populer diseluruh dunia klik disini
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Alasan Jepang Mengalah Kepada Sekutu"