Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Metode Sat, Persaingan Masuk Ptn Lebih Terbuka Dan Fair

Jakarta:  Panitia Pusat seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tengah menyiapkan Test Center yang akan memakai metodeScholastic Assessment Test (SAT) untuk membantu siswa mendapat nilai penilaian potensi akademik.  Hasil tes ini nantinya sanggup dipakai untuk melamar ke PTN.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mewacanakan akan menerapkan metode SAT dalam penerimaan mahasiswa gres PTN. Metode ini lebih mengedepankan kemampuan potensi akademik individual siswa, terutama di jalur ajakan atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang selama ini hanya memakai nilai rapor dan ratifikasi sekolah sebagai alat seleksi.

“SAT itu metode tes yang sudah dipakai di US (United States), tes ini memfasilitasi siswa untuk mengikuti tes potensi akademik secara independen, dan hasil tesnya bisa dipakai untuk melamar ke Perguruan Tinggi Negeri yang dikehendaki,” kata Rektor Institusi Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Joni Hermana dikala dihubungi Medcom.id, Selasa, 31 Juli 2018.

Tes SAT ini juga bersifat berdikari yang bisa dilakukan siswa, biar bisa mengetahui nilai penilaian kemampuan dan potensi akademiknya.

“Metode SAT sama dengan bila kita tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language) yang bisa kita lakukan kapan saja dan bisa dipakai untuk melamar Perguruan Tinggi Negeri yang dikehendaki tanpa harus menunggu tes bersama ibarat yang berlaku selama ini,” ucap Joni yang juga merupakan Sekretaris Panitia Pusat SNMPTN/SBMPTN 2018.

Baca: Menristekdikti Wacanakan Skema Baru di Penerimaan Mahasiswa PTN

Dengan metode SAT ini penilaian kemampuan dan kelayakan siswa lebih transparan. Pun waktunya bisa dilakukan kapan saja tanpa perlu menunggu SNMPTN/SBMPTN.

“Sistem gres ini lebih fleksibel sebab bisa dilakukan kapan saja tidak harus menunggu ujian bersama. Bahkan sebelum yang bersangkutan lulus SMA-nya,” ungkap Joni.

Joni juga menanggapi pernyataan salah satu staff Mendikbud, yang menyampaikan sistem kuota SNMPTN menurut ratifikasi sekolah tidak senapas dengan sistem zonasi.  Menurutnya, sistem zonasi bukanlah kendala dalam penerimaan mahasiswa baru.

Justru ratifikasi sekolahlah yang harus diutamakan, sebab kesempatan siswa untuk mendaftar ke PTN.

“Artinya sekolah yang ratifikasi A akan lebih banyak kuota siswa yang boleh mendaftar,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir berencana menerapkan sistem gres dalam penerimaan mahasiswa gres PTN.  Nasir berencana menerapkan Scholastic Assessment Test (SAT) ibarat di Amerika Serikat.

“Nanti sistem ini saya tawarkan kepada para rektor,” kata Nasir di Kantor Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis 26 Juli 2018.

Menristekdikti telah mengutus tim untuk melaksanakan studi banding mempelajari denah tersebut, ibarat ke Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Menurut mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro Semarang itu, skema  SAT terealisasi dengan baik di Amerika Serikat. “Sistem penerimaan mahasiswa gres di sana 100 tahun tidak pernah ada masalah,” tutur Nasir.

sumber: medcom.co.id

Sumber https://www.gu-buk.net

Posting Komentar untuk "Metode Sat, Persaingan Masuk Ptn Lebih Terbuka Dan Fair"