5 Insiden Yang Hampir Menjadikan Perang Nuklir
Lebih dari setengah kala lalu, kekerabatan antara A.S dan Uni Soviet mulai merenggang dan berujung kepada perang nuklir pada masa yang akan dikenal sebagai Krisis Misil Kuba. Hal itu juga mungkin menjadi insiden yang paling dikenal, namun krisis tersebut bukanlah satu-satunya potongan Perang Dingin antara A.S dan Soviet yang panas. Kedua negara tersebut berseteru selama 30 tahun kemudian dan ketegangan terkadang memnuncah ketika terjadi perkembangan teknologi persenjataan, misi intelijen, perang hirau taacuh dan kesalahpahaman yang hampir berujung perang nuklir. Berikut ini kami telah menghimpun lima insiden menarik selama Perang Dingin antara A.S dan Uni Soviet.
Insiden Spionase Pesawat U-2
27 Oktober 1962, sempurna sehabis Krisis Misil Kuba mencapai puncaknya, sebuah pesawat pengintai Amerika ialah U-2 terlihat terbang di langit Alaska dalam rangka misi rutin reconnaissance dekat Kutub Utara. Pilot Charles Maultsby terekam memakai rute navigasi dari satelit di tempat tersebut, namun pengamatan tersebut sayangnya terlihat jawaban pantulan aurora borealis. Tanpa tanda visual yang membimbingnya, Maultsby niscaya akan tersasar dari tujuan awalnya dan melewati batas negara Uni Soviet.
Kita niscaya mengetahui bahwa ketika itu situasi Kuba mencapai puncaknya, tentu saja insiden Maultsby tersebut menambah tegang tensi kedua negara tersebut. Khawatir juka pesawat U-2 merupakan pesawat pengebom nuklir, Soviet mengerahkan beberapa pesawat jet MiG menghancurkan pesawat tersebut sebelum hal jelek menimpa. Militer A.S kontan merespon kedatangan pesawat MiG dengan menerbangkan dua pesawat F-102 bersenjatakan nuklir untuk mengamankan langkah Maultsby kembali ke Alaska. Ketegangan tersebut sanggup saja berujung perang sungguhan, namun Maultsby berhasil menerbangkan pesawatnya yang hampir kehabisan materi bakar bebas dari kepungan Soviet. Setelab insiden tersebut, Presiden Kennedy dan Nikita Khrushchev akan menemukan solusi perdamaian dalam kemelut Krisis Misil Kuba nantinya.
Insiden Kapal Selam B-59
Pada hari yang sama, sebuah insiden kecil antara kapal selam Soviet yang mungkin hampir berakhir menjadi perang nuklir. Hari itu, disaat puncak ketegangan Krisis Misil Kuba, kapal USS Beale mendeteksi adanya kehadiran kapal selam B-59 bersenjatakan nuklir Soviet di bersahabat garis blockade Kuba. Ancaman tersebut berupa kapal B-59 yang harus naik ke permukaan, namun kapten kapal selam malah menerka kapal Beale akan menembakaan senjata. Melihat adanya percikkan menuju Perang Dunia III, kapten dengan murka memerintahkan mengarahkan senjata nuklir menyerang.
Kesalahpahaman tersebut akan menimbulkan peristiwa kalau pihak Soviet menembakkan senjata nuklirnya. Kapten kapal selam mungkin saja berapi-api memerintahkan peluncuran senjata nuklir, namun wakil kapten Vassili Arkhipov, menolak perintah tersebut. Setelah kapten kapal mulai reda kemarahannya, Arkhipov berhasil membujuk seluruh awak untuk menaikkan kapal selam ke permukaan dan meminta perintah gres dari Moskow. Kapal selam alhasil sanggup selamat tanpa cacat, namun kecerdikan Arkhipov gres diketahui 40 tahun kemudian.
Kesalahan Komputer NORAD Tahun 1979
Akhir 1970-an, baik A.S dan Soviet bergantung kepada kecanggihan computer untuk mendeteksi kemungkinan serangan nuklir. Namun beberapa teknologi gres hadir dengan bayaran mahal dan berisiko melaksanakan kesalahan pendeteksian. Mungkin kesalahan yang paling dikenal berasal dari kantor North American Aerospace Defense Command ( NORAD). Pagi hari tanggal 9 November 1979, teknisi di sentra penelitian tersebut mendapatkan alarm ancaman serangan nuklir, sampai-sampai mereka menerbangkan 10 pesawat pencegat dan melaksanakan peluncuran “pesawat pemunah”, dan memberi ancang-ancang peluncuran nuklir sebagai agresi pembalasan.
Kepanikan tersebut hilang sehabis NORAD mengecek kembali data satelit dan menyadari bahwa alarm nuklir tersebut tidak lebih dari kesalaham. Setelah pengecekan lebih lanjut, mereka menemukan bahwa teknisi gres saja menjalankan simulasi penyerangan nuklir Soviet. Insiden terus kontan saja memberi ketegangan gres di kalangan internasional, hingga pemimpin Soviet, Bhreznev, menulis surat kepada presiden Carter yang menekankan “bahaya luar biasa” sebab kesalahan system. Bukan kali itu saja terjadi kesalahan komputer berujung serangan nuklir yang sesungguhnya. Kesalahan Chip Komputer nantinya akan menggiring kepada tiga problem lagi di sentra NORAD.
Alarm Nuklir Palsu 1983
Tanggal 26 September 1983, Letnan Kolonel Stanislav Petrov memerintahkan Serpukhov-15, sebuah bunker monitor satelit Soviet. Tak usang sehabis tengah malam, kepanikan pecah disaat alarm menyalakan sinyal bahwa Amerika telah meluncurkan lima misil nuklir antarbenua (Intercontinental Ballistic Missiles atau ICBMs) menuju Rusia. Peringatan tersebut rupanya sebuah kesalahan sebab salah satu satelit salah mengartikan pancaran sinar matahari dari awan bersahabat Montana sebagai misil nuklir, namun pihak Soviet tetap bersikeras A.S telah memulai perang nuklir.
Pusat monitor meminta Serpukhov-15 melaporkan semua tanda peluncuran misil A.S kepada pusat, namun Petrov beralasan hal tersebut hanya kesalahan system. Ia tahu bahwa satelit gres tersebut memang punya banyak kekurangan dan ia juga berasumsi semua serangan nuklir A.S akan tiba dalam bentuk ribuan misil nuklir, bukan ghanya lima. Hanya beberapa menit, Petrov telah mencegah adanya perang nuklir. Insiden tersebut gres dibuka sehabis Perang Dingin usai, namun nanti Petrov akan dianugerahi gelar dari pemerintah A.S. atas keputusannya yang memilih sejarah dunia.
Latihan Penyerangan Able Archer 83
Meskipun tidak diketahui umum, dokumen intelijen usang telah menguak bahwa pada November 1983 latihan militer NATO hampir berujung perang antara Amerika dan Soviet. Sumber kesalahpahaman berpangkal kepada latihan militer bertajuk Able Archer 83 yang menunjukkan bagaimana seharusnya sebuah serangan konvensional Soviet dibalas A.S. dengan hunjaman nuklir. Simulasi tersebut tidak lazim ketika itu, namun latihan militer Able sangat jauh dari kenyataan. Saat mempersiapkan latihan militer, Amerika menurunkan 19,000 tentara di ajang tersebut, menjadikannya sebagai menandakan perang sungguhan.
Bagi Soviet, pergerakan tersebut sempurna menyerupai dugaan mereka wacana bagaimana Amerika akan melaksanakan serangan nuklir. Sementara mereka tahu dimana latihan tersebut digelar dan mengantisipasi hal tersebut sebagai taktik menutupi perang yang sesungguhnya sanggup saja terjadi. Karena hal tersebut, Soviet segera membunyikan ancaman sesungguhnya dan menyiagakan senjata nuklir mereka, dengan beberapa tentara berjaga di Jerman Timur dan Polandia untuk kemungkinan perang. Ketegangan gres usai hinggal 11 November, ketika latihan Able Archer seleai tanpa masalah. Nanti sehabis NATO dan Amerika menyadari latihan yang mereka lakukan hampir saja menyulut api Perang Dunia III.
disadur dengan pengubahan dari laman
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "5 Insiden Yang Hampir Menjadikan Perang Nuklir"