Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Reformasi Gereja Dan Kemunculan Protestanisme

❂ Timbulnya perpecahan besar di Eropa
Agama Kristen begitu berpengaruh pengaruhnya di Eropa berkat jasa kekaisaran Romawi yang menjadikannya agama resmi kerajaan. Sejak itu gereja sebagai sentra keagamaan Kristen mempunyai efek yang sangat kuat. Banyak kerajaan, bahkan seusai Romawi barat jatuh, masih setia pada tahta suci Paus di Roma. Gereja bisa mengganti pemimpin kerajaan yang tidak mereka sukai. Ketika perang salib mulai surut, banyak pihak menyerupai kerajaan juga tuan tanah mulai bersuara.
Pada 1320, seorang pemikir berjulukan John Wycliffe, membuka malu gereja yang rupanya sering melaksanakan praktik korupsi. Di samping itu para ilmuwan Inggris juga mulai mempelajari fatwa Kristen memakai akal. Akibatnya masyarakat elit Eropa mulai menentanggereja. Pengaruh gereja semakin berkurang juga dikarenakan perselisihan di kalangan gereja sendiri. Dimulai ketika Paus Clement V secara sepihak memindahkan tahta suci ke Prancis tahun 1309. Selang beberapa lama, Paus Gregory XI lantas memindahkan kembali tahta suci ke Roma. Sepeninggal Paus Gregory XI, terjadi perebutan di antara para uskup.
❂ Indulgensia dan protes keras Martin Luther
Kondisi di Eropa rupanya menciptakan jengah masyarakat. Gereja ketika itu juga sering menjual surat pengampunan dosa atau indulgensia. Seorang hebat kitab suci Alkitab dari Universitas Wittenberg yang berjulukan Martin Luther dengan berani mengkritik gereja. Pada tahun 1517 M, ia menempelkan sebuah surat protes terhadap praktik tidak terpuji gereja. Salah satunya meminta gereja tidak lagi menjual surat pengampunan dosa yang menyimpang dari fatwa Kristen asli. Agenda Luther itu disebut kalangan sejarawan sebagai gerakan reformasi Kristen.
Gereja murka besar dan Martin Luther dikeluarkan dari keanggotaan gereja pada tahun 1521 M. Rupanya, tidak sedikit orang sehati dengan Luther, di antaranya ada John Calvin dan Ulrich Swingley. Mereka terus berjuang hingga pemikirannya diterima di wilayah barat daya Eropa. Kebanyakan kerajaan yang mengadopsi pemikiran keagamaan Luther ataupun Calvin merupakan kerajaan kecil, di mana kerajaan tersebut juga ingin lepas dari kewajiban patuh pada gereja dan tahta suci.

Martin Luther
❂ Lahirnya Protestanisme
Luther lalu mendirikan gerejanya sendiri. Para pengikutnya disebut sebagai kaum “Protestan”. Gereja tidak tinggal membisu saja. Pada tahun 1500-an, gereja membentuk sebuah tubuh yang berjulukan inkuisisi. Anggotanya ditugaskan untuk menghukum mereka yang menentang pemikiran gereja. Banyak orang protestan diburu anggota inkuisisi dan dipenggal atau dibakar. Perselisihan antara orang protestan dan inkuisisi banyak terjadi di Spanyol dan Inggris yang berakibat pecahnya agama Kristen menjadi dua kekuatan besar. Golongan pertama ialah mereka yang tetap setia pada tahta suci di Roma, disebut sebagai umat Kristen roma. Golongan kedua disebut Protestan. Dua golongan Kristen tetap bertahan hingga sekarang. Adanya reformasi gereja juga mengubah kondisi politik di Eropa. Pemikiran bebas mulai berkembang.

Sumber https://www.gu-buk.net

Posting Komentar untuk "Reformasi Gereja Dan Kemunculan Protestanisme"