Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kisah Horror Mall Klender, Jakarta Pasca Kerusuhan Mei 98

Saat peristiwa Kerusuhan Mei 1998 terjadi di Jakarta, banyak sekali mall yang menjadi sasaran. Salah satunya ialah Mall Klender yang terletak di Jakarta Timur. Saat ini mall ini sudah berganti nama menjadi Mall Citra.

Mall Klender menjadi salah satu target pembakaran. Diduga berpengaruh pembakaran ini disengaja untuk membuat kondisi biar lebih chaos.

Terbakarnya Mal Klender ialah puncak ketidakpuasan massa atas krisis ekonomi. Insiden itu terjadi sepekan sehabis pemerintah Indonesia mengumumkan penaikkan harga Bahan Bakar Minyak menjadi Rp1.200 per liter. Spiral kekerasan muncul di seantero Jakarta. Penjarahan toko-toko milik etnis Tionghoa mulai terjadi pada 13 Mei 1998, ketika empat mahasiswa Universitas Trisaksi ditembak pegawanegeri di depan kampus. Penembakan pencetus memperabukan amarah massa, yang ganti menumpahkan kemarahan pada toko-toko milik etnis Tionghoa yang dituding bertanggung jawab atas krisis ekonomi.

Pada puncak kerusuhan ribuan toko memasang goresan pena 'milik pribumi' biar selamat dari amukan massa. Kawasan elit ibarat Menteng dijaga tank-tank tentara. Namun bagi penduduk Tionghoa di sentra perdagangan ibarat Glodok, mereka harus mengandalkan diri sendiri. Hasilnya berakhir tragis dengan pembantaian dan pembakaran besar-besaran.

Tetapi yang mengerikannya ialah ketika pembakaran dilakukan masih ada pengunjung dan karyawan yang terperangkap di dalamnya. Konon korban yang terbakar hampir ada 450 orang. Makara tidak heran jikalau mall ini menjadi penuh dengan dongeng mistis.

Sekarang, sehabis 20 tahun berlalu, mall ini tetap menyisakan dongeng hantu dan rasa angker bagi orang Jakarta terutama masyarakat sekitar. Banyak sekali dongeng hantu yang beredar. Contohnya beberapa hari sehabis insiden pembakaran, penduduk sekitar masih mendengar bunyi tangisan dan teriakan orang minta tolong secara sayup-sayup dari dalam gedung. Padahal gedung itu jelas-jelas sudah kosong sehabis insiden pembakaran.

Tidak hanya itu. Ketika sudah beroperasi kembali, terkadang beberapa pedagang juga mengakui mencium bau-bau busuk ibarat jenazah atau basi yang tidak jelas.

Kisah-kisah positif hantu juga beredar luas.  Misalnya dongeng seorang ayah dan anak yang gres datang dari Magelang ingin menuju rumah kontrakan gres mereka di perumahan Klender. Saat itu tahun 2000, atau dua tahun sehabis peristiwa Mei. Ayah dan anak itu datang di terminal Pulo Gadung pada pukul dua pagi.

Sekedar info, pada dikala tahun 2000, Jakarta belum seramai dikala ini. Mereka naik metromini dan turun di daerah Kebon Singkong. Setelah melewati aneka macam perjalanan akibatnya mereka hingga di halte untuk menanti angkot menuju Kampung Sumur. Karena bukan orang orisinil Jakarta, mereka berdua menunggu di halte yang sempurna di depan Mall Klender tanpa mengetahui dongeng menyeramkan di belakangnya.

Beberapa dikala mereka duduk, muncul seorang perempuan dari arah Mall Klender. Wanita itu duduk begitu saja. Tak selang beberapa lama, sang ayah eksklusif menarik tangan putranya dan mengajak pergi. Penasaran mengapa pergi, sang anak pun penasaran. Ternyata si Ayah melihat perempuan itu bukan manusia. Seluruh tubuhnya hitam gosong.

Cerita lainnya, mengenai hantu yang menyamar jadi satpam. Saat itu, ada seorang satpam yang mendapat kiprah malam jaga bertiga bersama temannya. Saat datang waktunya sentra perbelanjaan itu tutup, ketiga petugas jaga ini diwajibkan menyelusuri mall dari lantai teratas hingga lantai terbawah sebelum pulang.

Entah bagaimana ceritanya, sang satpam ini tertinggal oleh kedua temannya yang sudah menuju lantai atas. Tidak ingin tertinggal jauh, beliau eksklusif berlari menyusul. Ditemukanlah salah satu temannya di lantai 3. Mereka pun meyusuri lantai yang, konon, merupakan lantai dengan jumlah jenazah gosong terbanyak ditemukan. Awalnya beliau tidak menyadari kalau ada sesuatu yang tidak beres, hingga beberapa dikala kemudian beliau pun sadar. Dari tadi, bunyi gema sepatu yang terdengar hanyalah bunyi sepatu dia, tidak terdengar sedikitpun bunyi sepatu dari temannya.

“Temannya” itu tetap berjalan kemudian berbelok di lorong dan hilang dari pandangan. Si satpam melihat situasi mulai tidak benar, berlari mencoba mengejar temannya. Alangkah terkejutnya dikala beliau berbelok. Temannya itu sudah tidak terlihat. Yang ada hanyalah basi yang sangat busuk.

Tanpa pikir panjang, si satpam eksklusif berlari ke lantai bawah. Betapa kagetnya ketika beliau melihat temannya yang beberapa menit kemudian menghilang di lantai tiga sekarang sudah di situ. Lebih anehnya lagi, sang sahabat bersikeras menyanggah dirinya ikut ke lantai tiga. Dia dari tadi hanya bangkit di lobi sambil menunggu si satpam.

sumber: OA Historypedia Line

Sumber https://www.gu-buk.net

Posting Komentar untuk "Kisah Horror Mall Klender, Jakarta Pasca Kerusuhan Mei 98"