Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Ilmuwan Muslim Penggagas Teori Evolusi

Jika selama ini teori Evolusi Darwin & Lamarck selalu dianggap bertentangan dengan teori kreasionis, bahkan dianggap bersahabat dengan Ateisme, Yahudi, Zionis, Kafir. Faktanya, ratusan tahun sebelum Darwin, ada seorang Ilmuwan Muslim yang telah mengemukakan teori evolusi. Beliau berjulukan Nasirudin Al Tusi.

Nasirudin Al Tusi mempunyai nama orisinil Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad bin al-Hasan al-Tusi namun kemudian lebih populer dengan nama Nasiruddin al-Tusi. Dia lahir pada tahun 1201 di kota Tus Iran dan meninggal di sekitar Baghdad pada tahun 1274. Kawasan Persia pada dikala itu memang merupakah sentra acara intelektual kaum muslim. Kata al-Tusi diambil dari nama kota kelahirannya, kota yang juga menjadi daerah kelahiran Imam Al-Ghazali dan meniggal 90 tahun sebelum al-Tusi dilahirkan.

Selain produktif menulis, Al-Tusi ialah ilmuwan multi disiplin. Dia membidangi banyak sekali macam ilmu mulai dari filsafat agama atau teologi, arsitektur, astronomi, biologi, kimia, matematika, filsafat umum, sampai fisika. Ibn Khaldun (1332–1406) bahkan menganggapnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar dari Persia.

Ada sekitar 150 karya tulis yang dihasilkannya. 25 di antaranya ditulis dalam bahasa Persia dan sisanya dalam bahasa Arab. Satu bukunya ditulis dalam bahasa Persia, Arab dan bahasa Turki. Selama tinggal di Nishapur, dia mencapai puncak karir akademiknya. Karena karya-karyanya yang ia tulis sendiri menjadi salah satu koleksi terbesar yang dihasilkan oleh seorang penulis muslim.

Dalam bukunya Akhlaqi Nasri, al-Tusi menulis perihal teori dasar  evolusi makhluk hidup. Kalau dihitung, dia menulis buku ini di tahun 1200-an. Artinya, hampir 600 tahun sebelum Charles Darwin lahir, al-Tusi sudah lebih dahulu menulis perihal teori evolusi.

Al-Tusi mengawali teori evolusinya dengan menjelaskan perihal alam raya. Menurutnya, alam terdiri dari banyak sekali elemen yang sederajat dan sama. Ketika terjadi kontradiksi internal dalam elemen-elemen tersebut, beberapa substansi mulai mengalami perkembangan yang lebih cepat dan berbeda dari substansi-substansi lainnya.

Kemudian dia menjelaskan perihal bagaimana elemen-elemen tersebut berevolusi menjadi banyak sekali bentuk; mineral, kemudian tumbuhan, kemudian hewan-hewan, dan manusia. Selanjutnya dia menjelaskan bagaimana perbedaan keturunan menjadi faktor penting dalam evolusi biologis makhluk hidup: “Organisme yang bisa berkembang menjadi bentuk gres secara lebih cepat akan lebih bervariasi. Sehingga, mereka menerima laba atas makhluk lainnya. Tubuhnya mengalami perubahan jawaban interaksi yang terjadi di dalam maupun luar.”

Al-Tusi juga menjelaskan perihal kemampuan organisme dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya: “Lihatlah hewan-hewan dan burung-burung. Mereka mempunyai semua yang mereka butuhkan untuk pertahanan diri, pinjaman dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinyanya, menyerupai kekuatan, keberanian, dan kelengkapan fisik (organ) yang dipakai untuk menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya"

Al-Tusi kemudian menjelaskan perihal bagaimana insan sebagai evolusi dari binatang yang lebih maju: “Jenis insan semacam itu [mungkin maksudnya monyet anthropoid] hidup di Sudan bab barat dan beberapa daerah di dunia. Kebiasaan, sikap dan tindakan mereka mempunyai kedekatan tertentu dengan sejumlah binantang.  Manusia memang mempunyai sejumlah kekhasan yang membedakannya dengan spesies lain, namun mereka juga mempunyai persamaan-persamaan yang menyatukan mereka dengan binatang, flora atau bahkan dengan benda mati. Sebelum [penciptaan manusia], semua perbedaan yang dimiliki organisme-organisme berasal dari faktor alam. Perkembangan selanjutnya akan terkait dengan penyempurnaan spiritual, kehendak, rasa penasaran, dan pengetahuan."


sumber: OA Historypedia Line
penulis: Hurrem Sultan

Sumber https://www.gu-buk.net

Posting Komentar untuk "Ilmuwan Muslim Penggagas Teori Evolusi"