Cara Menjawab Tpa Budi Sehat Logis
Secara umum ada dua penalaran, yaitu pikiran sehat logis dan pikiran sehat analitis. Dalam pikiran sehat logis yang diuji ialah proses berpikir kita dalam menggali, mengamati, dan menghubungkan beberapa fakta atau beberapa premis (mayor dan minor) yang diketahui sehingga diperoleh suatu kesimpulan logis dan sah.
Metode hukum baku ialah metode pengambilan kesimpulan menurut prinsip-prinsip dasar atau rumus-rumus baku pengambilan kesimpulan. Berikut ialah beberapa hal yang harus dipahami.
1. Negasi
Negasi ialah pengingkaran nilai kebenaran suatu pernyataan. Jika A ialah suatu pernyataan yang bernilai benar, maka ingkaran dari A bernilai salah.
Contohnya yaitu ingkaran dari "ayah makan" ialah "ayah tidak makan"
2. Operator logika
Dalam operasi hitung kita kenal dengan istilah operasi bilangan (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian), sedangkan dalam logika dikenal operator atau penghubung dari dua penyataaan yang masing-masing punya nilai kebenaran (salah/benar)
Catatan penting!
a. "A dan B" sama dengan "B dan A"
b. "A atau B" sama dengan "B atau A"
c. "A kalau dan hanya kalau B" sama dengan "b kalau dan hanya jika"
d. "Jika A maka B" tidak sama dengan "Jika B maka A"
a. Kuantor universal adalah suatu pernyataan yang berlaku untuk umum, dalam soal ditandai dengan kata "untuk semua nilai x" atau "untuk setiap nilai x".
b. Kuantor eksistensial adalah suatu pernyataan yang berlaku secara khusus, dalam soal ditandai dengan kata "ada"; "beberapa";"sebagian";"paling tidak satu"; dll.
c. Ingkaran dari pernyataan berkuantor
1) Ingkaran dari "tidak semua" ialah "ada/beberapa/sebagian"
2) Ingkaran dari "tidak ada/tidak sebagian" ialah semua"
4. Sifat Ekuivalen (Pernyataan Senilai)
Ingat!!! Dalam soal TPA, model yang sering keluar melibatkan operator "Jika...maka..." Ini sama artinya dengan "untuk semua nilai x" atau "untuk setiap nilai x" Contoh: Semua binatang yang berkaki empat berkembang biak dengan beranak". Sama artinya dengan "Jika binatang berkaki empat maka berkembang biak dengan beranak"
5. Aturan Penarikan Kesimpulan Aturan 1:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Metode hukum baku ialah metode pengambilan kesimpulan menurut prinsip-prinsip dasar atau rumus-rumus baku pengambilan kesimpulan. Berikut ialah beberapa hal yang harus dipahami.
1. Negasi
Negasi ialah pengingkaran nilai kebenaran suatu pernyataan. Jika A ialah suatu pernyataan yang bernilai benar, maka ingkaran dari A bernilai salah.
Contohnya yaitu ingkaran dari "ayah makan" ialah "ayah tidak makan"
2. Operator logika
Dalam operasi hitung kita kenal dengan istilah operasi bilangan (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian), sedangkan dalam logika dikenal operator atau penghubung dari dua penyataaan yang masing-masing punya nilai kebenaran (salah/benar)
Operator Logika | Contoh |
“dan” | Ayah pergi ke sawah dan ibu pergi ke pasar |
“atau” | Hari ini saya libur atau hari ini saya masuk kerja |
“Jika..., maka..” | Jika saya rajin berguru maka masuk PTN |
“...jika dan hanya jika...” | Kamu sanggup masuk Perguruan Tinggi Negeri Jika dan hanya kalau lulus SBMPTN |
a. "A dan B" sama dengan "B dan A"
b. "A atau B" sama dengan "B atau A"
c. "A kalau dan hanya kalau B" sama dengan "b kalau dan hanya jika"
d. "Jika A maka B" tidak sama dengan "Jika B maka A"
3. Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial
a. Kuantor universal adalah suatu pernyataan yang berlaku untuk umum, dalam soal ditandai dengan kata "untuk semua nilai x" atau "untuk setiap nilai x".
b. Kuantor eksistensial adalah suatu pernyataan yang berlaku secara khusus, dalam soal ditandai dengan kata "ada"; "beberapa";"sebagian";"paling tidak satu"; dll.
c. Ingkaran dari pernyataan berkuantor
1) Ingkaran dari "tidak semua" ialah "ada/beberapa/sebagian"
2) Ingkaran dari "tidak ada/tidak sebagian" ialah semua"
4. Sifat Ekuivalen (Pernyataan Senilai)
No. | Pernyataan | Contoh |
1. | “Jika P maka Q” senilai dengan “Jika tidak Q maka tidak P”, Ingat! “Jika P maka Q “senilai dengan “Jika Q maka P” | “Jika saya lapar maka saya akan makan nasi” senilai dengan “Jika saya tidak makan nasi maka saya tidak lapar” |
2. | Ingkaran dari pernyataan “P atau Q” senilai dengan “tidak P dan tidak Q” | Ingkaran dari “Aku makan dan saya minum” ialah “Aku tidak makan dan saya tidak minum” |
3. | Ingkaran dari pernyataan “P dan Q” senilai dengan “tidak P atau tidak Q” | “Ingkaran dari “Aku makan atau saya minum” ialah “Aku tidak makan dan saya tidak minum” |
4. | “Jika P maka Q” senilai dengan “tidak P atau Q” | “Jika hujan reda maka saya akan pergi ke sekolah” senilai dengan “Hujan tidak reda atau saya pergi ke sekolah” |
Premis 1: | Jika P maka Q |
Premis 2: | P |
Kesimpulan | Q |
1) Semua sarjana cendekia bahasa Inggris.
(sama artinya dengan "jika seseorang ialah sarjana maka ia cendekia bahasa inggris").
2) Kamu ialah sarjana.
Kesimpulan:
Kamu cendekia bahasa Inggris
Aturan 2:
Premis 1: | Jika P maka Q |
Premis 2: | Tidak Q |
Kesimpulan | Tidak P |
1) Semua sarjana cendekia bahasa Inggris.
(sama artinya dengan "jika seseorang ialah sarjana maka ia cendekia bahasa inggris")
2) kau TIDAK cendekia bahasa Inggris
Kesimpulan:
kau bukan sarjana
Aturan 3:
Premis 1: | Jika P maka Q |
Premis 2: | Jika Q maka R |
Kesimpulan | Jika P maka R |
1) Semua sarjana cendekia bahasa Inggris
2) Semua orang yang cendekia bahasa Inggris sanggup mendapat beasiswa
Kesimpulan:
Jika sarjana maka sanggup mendapat beasiswa
(senilai dengan "Semua sarjana sanggup mendapat beasiswa").
Sumber https://www.gu-buk.net
Posting Komentar untuk "Cara Menjawab Tpa Budi Sehat Logis"