Snmptn Bersifat Subjektif
Tulisan saya dapatkan dari official LINE Info 3 SMA. Tulisan ini menganai subjektivitas dalam SNMPTN. Saya mendukung pendapat dari penulis tersebut bahwasannya jalur permintaan atau yang biasa disebut SNMPTN bersifat subjektif. Saya pernah menulis bahwasannya lebih baik anda menentukan SBMPTN daripada SNMPTN
KENAPA HARUS MILIH SBMPTN DARIPADA SNMPTN?
Berikut kutipan goresan pena tersebut
Banyak calon mahasiswa yang ingin tau dengan prosedur penerimaan PTN, banyak juga yang menganggap sistem penerimaan Perguruan Tinggi Negeri ketika ini tidak adil. Sebelum dilanjutkan, mari kita samakan persepsi dulu ihwal makna subjektif dan objektif supaya pembicaraan ini tetap dalam satu frekuensi. Menurut KBBI, subjektif ialah adjektiva yang bermakna; "mengenai atau berdasarkan pandangan (perasaan) sendiri, tidak eksklusif mengenai pokok atau halnya", sedangkan objektif ialah adjektiva yang bermakna; "mengenai keadaan yang sesungguhnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi".
Mengapa SNMPTN disebut subjektif?Penilaian dalam SNMPTN berasal dari banyak variabel, bukan hanya nilai rapot siswa. Salah satu admin Info 3 Sekolah Menengan Atas mempunyai dosen yang menjadi panitia SNMPTN dan ia menyatakan bahwa evaluasi SNMPTN juga akan melihat riwayat sekolah, alumni sekolah yang berada di kampus dan kawasan asal. Sedangkan dalam SBMPTN, evaluasi dilakukan murni berdasarkan hasil tes siswa. Hal ini juga yang menjawab mengapa banyak siswa IPA yang lolos ke ranah IPS.
Lalu, dimana letak subjektivitasnya?Penilaian SNMPTN yang melihat variabel lain selain nilai rapot terperinci menawarkan subjektivitas. Kalau penilai ingin objektif, maka evaluasi SNMPTN harus memakai nilai rapot saja(titik) Disebut subjektif alasannya ialah evaluasi tidak murni berdasarkan pencapaian siswa. SBMPTN disebut objektif alasannya ialah penilaiannya murni berdasarkan hasil tes siswa. Satu lagi yang sangat subjektif dalam SNMPTN ialah adanya kebijakan afirmatif (affirmative action, you can Google for the long description), yaitu dengan mengakomodasi calon mahasiswa dari kawasan 3T. Pertanyaan kemudian, apakah subjektivitas SNMPTN salah? Jelas tidak. SNMPTN permintaan ialah undangan. Ya, undangan! Ibarat kau ingin mengundang orang-orang ke program di rumah kamu, kau niscaya akan menentukan siapa yang ingin kau undang. Kamu niscaya akan menghindari mengundang orang-orang yang punya peluang berbuat kerusuhan, supaya kenyamanan program di rumah kau terjaga. That's fair. That's natural. Kebijakan afirmatif dalam SNMPTN pun sebagai bentuk kewajiban bagi pemerintah dalam rangka pemerataan pendidikan. Supaya pendidikan tidak hanya terpusat pada kawasan perkotaan dan ekonomi mampu. Mengapa dalam posting-posting Info 3 Sekolah Menengan Atas admin lebih menekankan calon mahasiswa untuk berjuang lewat jalur tes (SBMPTN atau apapun)? Karena jalur permintaan sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Yang terjadi biarlah terjadi, kau tidak bisa memodifikasi rapot demi lolos di SNMPTN, itu curang. Satu-satunya cara yang fair ialah bersaing di tes tulis. Seandainya kau sudah mencar ilmu untuk SBMPTN tapi kau lolos SNMPTN, itu rejeki kamu. Apa kau bakal menyesal? ilmu tidak ada yang sia-sia.






Posting Komentar untuk "Snmptn Bersifat Subjektif"