Presiden Joko Widodo Minta Penerimaan Mahasiswa Ptn Dibatasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sepakat dengan tawaran yang disampaikan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) ‎agar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) membatasi penerimaan mahasiswa gres setiap tahunnya.

Menurut dia, Perguruan Tinggi Negeri harus lebih fokus dalam melaksanakan acara perkuliahan guna mencetak ‎sarjana-sarjana yang bisa bersaing dengan lulusan akademi tinggi lainnya yang ada di dunia.

"Saya sepakat Perguruan Tinggi Negeri memang harus dibatasi. Saya lebih bahagia jika akademi tinggi itu fokus tidak semuanya diambil semuanya," kata Jokowi dikala menutup program Rembug Nasional APTISI di Universitas Esa Unggul, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Jokowi meminta semoga Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Indonesia tidak lagi mempunyai jumlah mahasiswa hingga puluhan ribu. Dengan begitu, Perguruan Tinggi Negeri akan lebih selektif dalam melaksanakan ‎perekrutan hingga fokus dalam melaksanakan acara perkuliahan.

"(Ini) mahasiswanya diambil semuanya, ada yang akademi tinggi negeri mahasiswanya lebih dari 30 ribu hingg 40 ribu," terangnya.

Dalam menutup acara tersebut, Kepala Negara mengaku ‎telah berbincang singkat dengan Menristekdikti M. Nasir semoga eksklusif meminta Perguruan Tinggi Negeri membatasi penerimaan mahasiswanya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun memastikan bahwa Kemristekdikti akan siap menjalankan perintahnya tersebut.

‎"Saya tadi sudah berbisik-bisi ke Pak Menristekdikti, eksklusif batasi (saja). Dan juga sudah dijawab, benar Pak saya laksanakan. Kita tunggu saja menterinya nanti bergerak kapan," ucap Jokowi.

sumber: okezone.com

Apakah anda sepakat atas pernyataan presiden? Pendidikan yaitu hak setiap anak bangsa. Saya pribadi sendiri menentukan berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri sebab biaya yang terjangkau. Jika saya berkuliah di Perguruan Tinggi Swasta orang renta saya tidak akan bisa membiayai kuliah saya dan adik saya disana. Biaya kuliah di Perguruan Tinggi Swasta bagi sebagian orang tidak terjangkau sama sekali. Bahkan Perguruan Tinggi Swasta populer kerap kali menghabiskan uang puluhan juta atau malah ratusan juta. Belum lagi di masa kini pendidikan bukan jaminan kebebasan finansial di masa yang akan datang. Teringat omongan dosen saya 'Yang niscaya kini ini yaitu ketidakpastian'

Sumber https://www.gu-buk.net